TEMPO.CO, Jakarta - Jangan anggap enteng anemia, karena bisa mengganggu kesehatan organ reproduksi remaja putri Anda. Dinas Kesehatan Provinsi Bali meminta masyarakat mewaspadai kasus anemia yang terjadi pada remaja putri karena dampaknya akan mempengaruhi perkembangan organ reproduksi mereka.
Kulit Kering Jangan Langsung Diberi Lotion
"Hasil riset terkait dengan kasus anemia ini cukup mengkhawatirkan karena remaja putri merupakan kelompok usia produktif yang dipersiapkan menjadi calon ibu. Mereka itu adalah penentu kualitas generasi berikutnya," kata Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Made Parwati di Denpasar, Minggu, 9 Oktober 2016.
"Anemia atau kurang darah pada kalangan remaja putri berkaitan dengan masa menstruasi yang mulai mereka alami tapi tidak diimbangi dengan pola makan dengan gizi seimbang," ujar Parwati saat berorasi dalam acara Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS).
Gaya hidup seperti diet, makan makanan instan, dan kurang suka sayuran adalah beberapa hal yang menjadi pemicu bertambahya penderita anemia di kalangan remaja putri. Jika tak segera diatasi, anemia pada remaja putri akan sangat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi mereka.
"Nanti bisa muncul masalah saat kehamilan, seperti pendarahan, bayi lahir dengan berat badan kurang, dan risiko cacat," tuturnya. Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan sejumlah langkah antisipasi, antara lain menggencarkan sosialisasi ke sekolah-sekolah hingga pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri.
Selain upaya yang dilakukan pemerintah, pihaknya mendorong peran aktif orang tua untuk menyediakan makanan dengan gizi berimbang bagi putra-putri mereka. Dengan peran aktif masyarakat, dia berharap persoalan yang ditimbulkan dari anemia di kalangan remaja putri akan dapat dicegah sejak dini.
BISNIS
Berita lainnya:
12 Teknik Menjaga Kekuatan Kaki
Barbara Palvin Ingin Jadi Bond Girl tapi Ogah Dandan
Tak Sempat Mandi, Ada 6 Cara Supaya Tetap Pede Beraktivitas