TEMPO.CO, Jakarta - Sepucuk surat datang ke rumah. Isinya adalah pemberitahuan bahwa kita diterima bekerja di perusahaan pengirim surat itu. Akan tetapi, kita tak langsung menerima panggilan tersebut dan ingin berpikir sekali dua kali lagi mengenai konsekuensinya.
Bila masih bingung dan tak bisa langsung membuat keputusan, ada baiknya pikirkan dulu sembilan hal berikut:
Baca Juga:
1. Seperti apa budaya di perusahaan tersebut?
Apakah perusahaan itu masih berbudaya kolot dan penuh formalitas? Atau, apakah perusahaan tersebut berbudaya progresif dan tidak terlalu ketat soal pakaian kerja para karyawan? Pastikan, budaya seperti apa yang membuat kita nyaman karena beradaptasi dengan budaya perusahaan baru cukup sulit bila kita tak terbiasa dengan kultur tersebut.
2. Apakah reputasinya bagus?
Kita tentu tak mau berkutat di tempat yang memiliki banyak masalah, baik dengan hukum maupun pemerintah, serta memiliki reputasi yang buruk.
3. Seperti apakah bos baru nanti?
Kita akan bertemu dengan orang yang akan menjadi atasan saat wawancara. Akan tetapi, kita pun tak bisa langsung menilai seperti apa pribadi bos tersebut dalam sekali pertemuan formal. Tak ada salahnya mengecek sedikit mengenai latar belakang bos tersebut, seperti aap dia.
4. Apa keuntungan yang ditawarkan pada kita?
Apa yang ditawarkan perusahaan kadang bisa berbeda. Apa yang tercantum di atas kertas mungkin tak sama dengan faktanya. Karena itu, cobalah pelajari dulu mengenai fasilitas medis, komunikasi, dan tunjangan transport.
5. Apakah ada peluang untuk berkembang?
Mempelajari dulu pekerjaan yang akan kita terima tidak pernah ada salahnya karena dengan cara itulah kita bisa paham kira-kira berapa lama akan bertahan. Cobalah mencari tahu berapa lama karyawan yang menempati posisi sama bertahan, seperti apa promosi di sana, sehingga kita bisa memahami seperti apa posisi kita empat tahun lagi.
6. Apakah lokasinya terjangkau?
Pelajari juga, seberapa sulit kita bisa mencapai lokasi kantor baru itu. Apakah lokasinya terlalu jauh? Adakah kendaraan antar jemput dari perusahaan? Kesannya memang sepele, tapi tidak boleh diabaikan karena berhubungan dengan efektivitas.
7. Apakah posisi tersebut cukup stabil?
Posisi yang akan kita tempati sepertinya tidak akan bertahan hingga enam bulan ke depan. karena itu, cobalah untuk hanya menerima pekerjaan yang akan membuat kita bertahan lama.
8. Apakah stresnya bisa ditoleransi?
Pastikan bahwa pekerjaan ini memang pantas membuat kita stres. Apakah kita siap menerima pekerjaan yang akan membuat kita stres? Coba pikirkan bagaimana kita akan mencapai target yang menjadi landasan untuk naik pangkat. Bila kita memang siap memikulnya, terima saja.
9. Berapa baik pekerjaan ini dijadikan investasi?
Pertimbangkan hal ini. Kita ingin membeli rumah dengan cara menyicil. Apakah kita akan bisa memenuhi keinginan tersebut bila bekerja di perusahaan baru dan apakah pendapatan di sana sesuai dengan gaya hidup kita. Bila ya, terima saja, tapi bila tiak, cobalah bernegosiasi lagi.
INDIATIMES | PIPIT
Berita lainnya:
Berbagi Pekerjaan Rumah dengan Anak
Mari Bereskan Lemari Pakaian Ala Blogger Berlin
Saran Psikolog dalam Melawan Stigma terhadap Janda