TEMPO.CO, Jakarta - Epilepsi adalah kejang spontan yang dialami seseorang dan terjadi lebih dari dua kali tanpa sebab yang jelas. Epilepsi (seizures) terjadi saat letupan kimia listrik di neuron otak terjadi secara berlebihan.
Pada anak-anak, serangan bengong menjadi salah satu bentuk bangkitan epilepsi bisa sangat sering terjadi. “Bisa puluhan kali terjadi dalam sehari," kata Hardiono Pusponegoro, dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM).
Menurut Hardiono, epilepsi sama sekali tak mempengaruhi kecerdasan penderita. Menurut dia, kasus epilepsi yang sering menyerang saat belajar, memungkinkan menganggu aktivitas belajar. "Sedikit-sedikit blank, sehingga banyak pelajaran yang tertinggal," katanya.
Epilepsi dapat diobati dan dikendalikan sehingga pengidapnya dapat hidup normal, bahkan berprestasi. Sebanyak 70-80 persen pengidap epilepsi dapat sembuh dengan obat. Hanya sekitar 30 persen yang tidak dapat sembuh karena ada gangguan dalam otaknya.
"Yang patut diperhatikan bagi pengidap epilepsi adalah rajin dan teratur minum obat," kata Hardiono. Berhenti minum obat secara mendadak akan mengakibatkan serangan baru yang dapat berakibat serius, seperti serangan epilepsi beruntun dan sulit diterapi.
Berita lainnya:
Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk Anak
10 Pesona Wanita yang Membuat Pria Tergila-gila
Belum Punya Pasangan, Coba Turunkan Standar Pria Idaman