TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada rutinitas perawatan kulit yang lengkap tanpa tabir surya atau sun protection factor (SPF), terutama di bulan-bulan cuaca panas. Namun ada beberapa mitos yang membuat orang berhenti menggunakan SPF, membuat kulit tidak aman di bawah sinar matahari.
SPF merupakan pengukuran jangka waktu tabir surya akan melindungi kulit dari sinar UV, khususnya berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum kulit terbakar.
Baca juga:
Dilansir dari Express.co.uk, terdapat kesalahan SPF yang paling sering dilakukan orang terkait dengan perlindungan matahari.
1. Tidak memakai SPF sepanjang tahun
Tanpa sinar matahari, sinar UVA masih ada dan bisa menembus kulit. Jadi meskipun di luar mungkin mendung dan berawan, jangan lewatkan penerapan SPF.
Para ahli di Elemis, merek skincare Inggris, mengatakan bahwa sinar UVA menyumbang 95 persen dari sinar matahari yang mencapai Bumi, dan bisa menyebabkan tanda-tanda penuaan, termasuk garis halus, kerutan, dan pigmentasi.
Sinar ini juga dapat menembus kaca, membuat kulit terpapar sinar UV yang menembus lapisan lebih dalam dan menyebabkan penuaan dini. Jadi meski di dalam rumah tetapi duduk di dekat jendela, selalu gunakan tabir surya di wajah dan tubuh.
2. Menggunakan SPF yang salah dan tidak mengaplikasikan ulang
Angka pada botol sunscreen biasanya mengacu pada berapa lama waktu yang dibutuhkan kulit untuk terbakar saat terkena sinar UV. Efeknya memang akan berbeda pada kulit setiap orang, tetapi jika biasanya terbakar setelah berada di luar selama 30 menit, Elemis merekomendasikan untuk memakai krim matahari SPF 30. Kalikan angka 30 dengan SPF 30, ini berarti kulit terlindungi secara teknis selama 900 menit, atau 15 jam.
Namun, waktu, aplikasi yang tidak tepat, dan faktor gaya hidup seperti berkeringat atau berenang mengurangi waktu perlindungan. "Disarankan untuk mengajukan pengaplikasian ulang setiap dua jam saat berada di bawah sinar matahari," menurut ahli di Elemis.
3. Warna kulit lebih gelap merasa lebih aman
Warna kulit yang lebih gelap mungkin tidak mudah terbakar, tetapi masih rentan terhadap konsekuensi seperti tanda-tanda penuaan dan kanker kulit, jadi penting untuk menggunakan SPF apa pun warna kulitnya.
"Kulit yang lebih gelap memiliki SPF alami sekitar 13,4, jadi meskipun efek matahari mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk muncul, penerapan produk SPF ekstra masih penting," kata para ahli itu.
Selain itu, tidak ada tabir surya yang 100 persen efektif menghalangi sinar UV. Namun, SPF memperpanjang waktu yang dihabiskan di bawah sinar matahari sebelum terbakar, dan tanning juga merupakan reaksi alami kulit terhadap paparan sinar UV.
EXPRESS.CO.UK
Pilihan Editor: 5 Bahan Alami yang Bisa Jadi Alternatif Tabir Surya