TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menghabiskan hari di bawah sinar matahari, tapi sinar matahari berlebihan dapat merusak kulit dalam bentuk luka bakar, lecet, dan bahkan kanker kulit, maka kerap diantisipasi dengan tabir surya.
Mengutip dari American Academy of Dermatology, kanker kulit adalah bentuk kanker paling umum hampir banyak orang meninggal karena melanoma, bentuk kanker kulit paling berbahaya. Penyebab nomor satu melanoma adalah paparan sinar ultraviolet (UV) alami dan buatan seperti cahaya yang sama didapat dari tanning bed dan sinar matahari.
Baca juga:
Penggunaan tabir surya atau sunscreen secara teratur pada orang dewasa sangat terkait dengan penurunan risiko melanoma dan menunjukkan bahwa penggunaan tabir surya secara teratur mencegah melanoma.
Namun, tidak semua tabir surya diciptakan sama. Ada dua jenis utama sunscreen yaitu bahan kimia dan mineral dan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Tabir surya kimia dan mineral sama-sama melindungi kulit dari efek berbahaya sinar UV matahari dengan cara yang sangat berbeda.
Tabir Surya Mineral
Melansir dari EverydayHealth, tabir surya mineral mengandung seng oksida dan titanium dioksida, adalah partikel kecil yang duduk di permukaan kulit dan secara fisik mencegah sinar UV menembus kulit.
Tabir surya mineral jauh lebih aman bagi orang yang khawatir dengan paparan bahan kimia dalam jangka panjang.
Tabir surya mineral juga ideal untuk anak-anak, orang dengan kulit sensitif, dan penderita melasma. Tidak seperti tabir surya kimia, yang biasanya memerlukan waktu 20 hingga 30 menit untuk diserap ke dalam kulit, tabir surya mineral menawarkan perlindungan langsung tidak perlu menunggu. Tabir surya mineral juga bisa diaplikasikan di atas riasan dan produk perawatan kulit lainnya.
Namun, karena tabir surya mineral tebal dan berada di atas kulit, ini dapat menyebabkan berjerawat pada orang yang rentan berjerawat. Tabir surya mineral juga lebih sulit untuk diterapkan, cenderung meninggalkan lapisan putih pada kulit berkat adanya titanium dioksida dan seng oksida, dan perlu diterapkan lebih sering daripada tabir surya kimia.
Tabir Surya Kimia
Tabir surya kimia, di sisi lain, memungkinkan sinar UV masuk ke kulit. Setelah cahaya diserap ke dalam kulit, bahan kimia dalam tabir surya menciptakan reaksi kimia di mana sinar UV diubah menjadi panas, dan panas menghilang dari kulit.
Tabir surya kimia cepat dan mudah diaplikasikan, dan tidak seperti tabir surya mineral, tabir surya tidak meninggalkan lapisan putih pada kulit. Terlebih lagi, tabir surya kimia secara statistik bekerja lebih baik pada tes konsumen yang melihat berapa lama mereka melindungi kulit dari sinar UV.
Namun, tabir surya kimia dapat menyebabkan reaksi kulit pada orang-orang tertentu seperti menyebabkan reaksi alergi pada orang dengan kulit sensitif, dan memperburuk melasma dan rosacea.
Pilihan editor : Bahayakah Bahan Kimia dalam Chemical Sunscreen
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.