TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dengan rambut basah sering dialami penduduk perkotaan. Mungkin inginnya keramas di pagi hari, tetapi karena bangun kesiangan, akhirnya baru bisa sepulang kerja. Tapi begitu selesai mandi dan keramas malam hari, kantung datang dan akhirnya tidur dengan rambut yang masih basah. Kebiasaan itu dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak menyenangkan pada kulit kepala, wajah, dan bagian lain dari tubuh.
Marilisa Sears, direktur artistik rambut Marc Anthony, mengatakan bahwa dia sendiri sering disarankan untuk menghindari tidur dengan rambut basah karena dapat mengundang infeksi jamur dan bakteri. Ternyata ada penjelasan di balik itu. Ketika sel kulit mati, makeup, dan minyak alami di sarung bantal bercampur dengan rambut basah, muncul efek buruk yang tak ingin dialami siapa pun.
Rambut sangat rapuh saat basah, jadi jika pergi tidur dengan rambut lembap dan membolak-balikkan kepala selama tidur, ada risiko kerusakan. Tapi selain itu, kulit kepala rentan terkena infeksi kulit.
Dokter kulit berbasis di Washington. Noelle Sherber, mengatakan bahwa bakteri dan jamur tertentu tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap sehingga akan berkembang biak di kulit kepala. “Paling umum, sejenis jamus yang disebut Malassezia dapat menumpuk di kulit kepala dan menyebabkan pengelupasan, yang dapat disalahartikan sebagai ketombe," ujar dia.
Cara terbaik untuk mengetahui apa yang menyebabkan kulit kepala terkelupas adalah dengan menemui dokter kulit karena perbedaan antara ketombe dan infeksi hampir tidak terlihat.
Baca juga:
Saat tidur di atas rambut basah itu, orang juga rentan terkena jerawat kecil atau pustula (luka kecil, meradang, berisi nanah, seperti lecet) yang bisa menjadi gatal atau nyeri. Dr Sherber mengatakan ini akan menjadi infeksi yang disebut folikulitis bakteri atau jamur. Meskipun namanya menakutkan, folikulitis adalah kondisi kulit yang relatif umum yang terjadi ketika folikel rambut meradang.
Selain di kulit kepala, infeksi mungkin juga terjadi di kulit wajah berupa jerawat jamur. Ini akan terlihat sebagai benjolan merah kecil dan terkadang mempengaruhi tubuh bagian atas. Benjolan merah kecil ini, jelas Sherber, menyerupai jerawat tetapi secara teknis juga merupakan bentuk folikulitis yang disebabkan oleh Malassezia yang sama yang dapat menyebabkan gatal dan bersisik. “Saya telah mendiagnosis pasien dengan ini dan menelusuri penyebabnya ternyata mereka tidur dengan wajah di atas bantal lembap yang disebabkan oleh tidur dengan rambut basah,” katanya.
GLAMOUR
Pilihan Editor: Apakah Mewarnai Bisa Menyebabkan Rambut Rontok?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.