TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang sering gonta-ganti warna rambut sering mengeluhkan efek sampingnya, salah satunya adalah rambut rontok. Tapi apakah benar pewarna rambut bisa menyebabkan kerontokan?
Rebecca Marcus, dokter kulit bersertifikat, mengatakan bahwa secara umum, pewarna rambut tidak menyebabkan kerontokan rambut, juga tidak memengaruhi kemampuan tubuh untuk menumbuhkan rambut. Ini karena pewarna rambut menargetkan helai rambut individu dan menyimpan warna pada bagian luar batang rambut, seperti halnya dengan warna rambut semi dan setengah permanen, atau menembus kutikula rambut saat menggunakan pewarna rambut permanen atau bleaching.
Pewarna rambut tidak menembus kulit kepala dan karenanya tidak mencapai folikel rambut, yang menentukan pertumbuhan. Tapi, lain halnya jika mengalami reaksi alergi. Jika peradangan mencapai tingkat folikel di kulit kepala, ini berpotensi menyebabkan rambut rontok.
"Anda mungkin akan melihat peradangan dan mengalami sensitivitas kulit kepala yang berkelanjutan, kemerahan, mengelupas, nyeri, menyengat, gatal, dan iritasi umum. Jika Anda menduga itu masalahnya, inilah saatnya untuk intervensi medis, jadi hubungi dokter," kata dia, seperti dikutip Real Simple.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah siklus rambut. Marcus mencatat bahwa jika rambut berada dalam fase istirahat (telogen), yang menyebabkan kerontokan normal dalam waktu dua hingga tiga bulan, mewarnai rambut dapat mempercepat kerontokan. "Sekitar lima hingga 10 persen rambut di kepala berada dalam telogen pada waktu tertentu dan oleh karena itu rentan terhadap jenis kerontokan ini."
Kaitan antara Pewarna dan Kerusakan Rambut
Baca juga:
Namun, jika mengalami rambut rontok setelah mewarnai, kemungkinan besar karena mengalami kerusakan rambut.
John Kahen, ahli bedah rambut dan pendiri Beverly Hills Hair Restoration, mengatakan bahwa bahan kimia dalam pewarna rambut merusak protein di dalam batang rambut, yang dapat menyebabkan rambut melemah dan patah. “Kerusakan biasanya terjadi di sekitar ujung rambut yang telah diwarnai [atau diproses] berkali-kali di masa lalu atau telah digunakan alat pemanas selama bertahun-tahun.”
Meskipun kerusakan biasanya terjadi pada bagian bawah helai rambut Anda (bagian rambut tertua dan paling rusak), kerusakan serius akibat pewarna rambut dapat menyebabkan putusnya bagian tengah batang atau bahkan di sekitar bagian paling atas.
“Cobalah meminimalkan pewarnaan rambut tidak lebih dari sekali setiap enam minggu, dan jangan menggunakan terlalu banyak penataan panas untuk merusak batang rambut lebih lanjut," kata dia.
Meminimalkan Kerusakan Rambut akibat Cat Rambut
Siapa pun yang mewarnai rambut tentu ingin setiap helainya tetap sehat. Berikut tipsnya.
-Lakukan uji coba
Ini sedikit membosankan, tetapi menyelesaikan uji tambalan dapat menghindari banyak masalah.
-Gunakan perawatan deep conditioning
“Setelah menggunakan pewarna rambut, apalagi jika mengandung pemutih, ada baiknya untuk menutrisi rambut Anda. Coba gunakan masker rambut dengan bahan-bahan yang menghidrasi,” kata Kahen
-Keringkan secara alami
Keringkan rambut sesering mungkin untuk meminimalkan penataan panas. Jika harus melakukan blow out, cobalah mengeringkan rambut hingga 60-80 persen terlebih dahulu.
-Gunakan kondisioner khusus
Jika suka gonta-ganti warna, pertimbangkan kondisioner penyimpan warna sebagai gantinya. Ini menyimpan pigmen kaya ke bagian luar rambut dan memberi nutrisi pada saat yang bersamaan.
-Gunakan produk khusus untuk rambut yang diwarnai
Produk ini tidak hanya akan membantu warna rambutbertahan lebih lama, tetapi juga dapat membantu menutrisi dan memperkuat rambut yang terkena pewarna.
Pilihan Editor: Bolehkah Mewarnai Rambut setelah Perawatan Keratin?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.