TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di berbagai negara. Namun, sebagian besar kondisi ini dapat dicegah. The American Heart Association melaporkan bahwa sekitar 80 persen penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, dapat dihindari jika pola makan dan kebiasaan gaya hidup yang benar diterapkan. Faktanya, banyak masyarakat umum yang keliru tentang kesehatan jantung terutama jika menyangkut makanan.
1. Diet rendah lemak baik untuk kesehatan jantung
Steven Masley, seorang dokter, profesor klinis di University of Florida Selatan dan penulis "The 30-Day Heart Tune-Up" mengatakan kepada HuffPost bahwa banyak orang masih percaya bahwa semua lemak itu buruk untuk kesehatan jantung. Tapi sebenarnya hanya beberapa jenis lemak yang perlu dijauhi seperti lemak trans (ditemukan di banyak makanan cepat saji) dan lemak terhidrogenasi (biasanya ditemukan di makanan olahan), tetapi lemak tak jenuh sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Lemak tak jenuh ditemukan dalam makanan seperti ikan, minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian. Penelitian ilmiah menemukan bahwa diet yang mengandung lemak tak jenuh dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
2. Telur tidak baik untuk kesehatan jantung
Masley, yang juga ahli gizi, mengatakan banyak pasiennya menghindari telur karena percaya telur meningkatkan kolesterol. “Tapi mereka sebenarnya tidak banyak mempengaruhi kolesterol sama sekali,” katanya.
Dua penelitian besar menemukan bahwa makan satu telur sehari tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Studi ilmiah lain yang membandingkan pola makan orang di Jepang dengan orang di A.S. menemukan bahwa orang di Jepang memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit arteri koroner meskipun makan lebih banyak telur daripada orang di A.S.
Memang benar telur mengandung kolesterol tinggi. Namun ternyata kolesterol dalam makanan hanya berdampak minimal terhadap kolesterol dalam darah. Jadi apa yang meningkatkan kolesterol? Menurut Masley, makanan tinggi lemak jenuh adalah biang keladinya. Ini termasuk sosis, bacon, dan daging berlemak lainnya, makanan yang digoreng, mentega, dan produk susu, tetapi bukan telur.
3. Daging merah harus dihindari
Dalam jumlah sedang, daging merah tidak seburuk makanan lain. Banyak penelitian mengaitkan konsumsi daging merah dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian, tapi jumlahnya tidak sedrastis yang dikira. Sebuah studi tahun 2020 dari Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg dan Universitas Cornell, misalnya, menemukan bahwa makan dua porsi 3,5 ons daging merah per minggu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 3% -7% lebih tinggi.
Namun, sebuah laporan ilmiah yang diterbitkan pada 2019, sebaliknya, menyatakan tidak ada hubungan antara daging merah dan kesehatan jantung.
Anda tahu apa yang tidak terlalu bagus untuk kesehatan jantung? Menurut Dr. Philip Ovadia, ahli bedah jantung dan penulis “Stay Off My Operating Table” masalah sebenarnya adalah memasangkan daging merah dengan banyak saus, kentang goreng, dan soda. Hal-hal inilah, katanya, yang berdampak negatif pada kesehatan jantung, bukan pada daging. Saus dan kentang goreng mengandung sodium tinggi, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, kentang goreng mengandung lemak trans yang tinggi, yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sedangkan untuk minuman bersoda biasanya tinggi gula dan ini meningkatkan risiko penyakit jantung. Saat makan daging merah, ingatlah untuk menghindari potongan tinggi lemak.
4. Boleh makan apa pun jika dalam pengobatan jantung
Masley menceritakan bahwa beberapa pasiennya yang mengonsumi obat-obatan, seperti statin (obat penurun kolesterol), merasa boleh makan apa saja. “Mereka berpikir hanya dengan minum pil kolesterol, mereka dapat makan apa pun yang diinginkan,” katanya. Tapi tentu tak ada khasiat pil yang bisa melebihi gaya hidup sehat.
Masley menjelaskan bahwa makan makanan yang kaya nutrisi dan tidak berolahraga merusak statin, menyebabkan mereka tidak bekerja dengan baik.
5. Sudah terlambat mengubah pola makan
Tidak ada kata terlambat untuk mulai menjaga kesehatan jantung. Bahkan jika telah didiagnosis menderita penyakit jantung, pola makan dan gaya hidup sehat masih dapat menurunkan dampaknya. “Saya punya pasien yang sudah operasi jantung dan mereka meningkatkan kesehatan mereka setelah itu ketika mulai memperhatikan pola makan dan gaya hidup,” katanya.
Jadi faktanya, sebagian besar kesehatan jantung berada dalam kendali masing-masing orang.
HUFFPOST
Pilihan editor: Pentingnya Wanita Menjaga Massa Otot Demi Kesehatan Jantung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.