TEMPO.CO, Jakarta - Banyak objek yang bisa jadi media penyebaran kuman, mulai dari gagang pintu, keyboard, troli belanja, dan tentu saja toilet. Pada awal pandemi COVID-19, para ahli memperingatkan bahwa virus berpotensi menyebar saat fluhing tanpa menutup WC karena dapat memercikkan air kotoran yang mengandung kuman. Percikan air ini tidak terlihat dan mendarat ke permukaan terdekat, lalu menginfeksi orang di dekatnya.
Sebenarnya percikan air WC yang mengandung kuman telah diketahui jauh sebelum tahun 2020. Ahli mikrobiologi telah memperingatkan tentang fenomena tersebut sejak tahun 1970-an. Tetapi apakah ini perlu dikhawatirkan?
Percikan mikroskopis di udara banyak di antaranya mengandung bakteri dari kotoran, menurut Nikhil Bhayani, seorang dokter penyakit menular di Texas Health Resources di Bedford, Texas. Para ahli menyebut bahwa virus itu dapat menyebar lewat aerosol.
Jumlah aerosol dan seberapa jauh terbangnya bergantung pada banyak faktor seperti seberapa kuat siram WC, seberapa kuman air toilet, dan sebagainya. Tapi sudah pasti bisa menyebar. Bakteri dari toilet telah ditemukan 10 inci di atas dudukan toilet dan terus menempel di permukaan selama 90 menit setelah pembilasan, demikian temuan sebuah penelitian pada Januari 2012 yang diterbitkan dalam The Journal of Hospital Infection.
Karena ini tentang permukaan, berarti tidak hanya dudukan toilet. "Partikel-partikel itu bisa mendarat di meja kamar mandi atau sikat gigi. Dan jika ruangan itu tidak dibersihkan secara teratur, ini bisa menyebabkan seseorang jatuh sakit," kata Bhayani.
Mungkin terdengar aneh jika ada orang sakit karena menyiram toilet dengan cara yang salah. Tapi, banyak orang tidak dapat mengidentifikasi siapa atau apa yang menyebabkan mereka terkena pilek, flu, atau infeksi lainnya. Dan banyak virus hidup di kotoran kita. Jadi mungkin saja penyebabnya adalah kuman dari toilet yang menempel tanpa disadari.
Baca juga: Kiat Mengggunakan Toilet Umum, Menyiram hingga Mencuci Tangan
Contoh kasus Norovirus, yang menyebabkan sakit perut, ditemukan di kotoran dan muntahan orang yang terinfeksi. Jadi kemungkinan besar kasus ditularkan melalui aerosol siraman toilet, demikian kesimpulan para peneliti yang menulis dalam tinjauan Maret 2013 yang diterbitkan dalam Jurnal Pengendalian Infeksi Amerika. Hal yang sama berlaku untuk kuman seperti Salmonella, Shigella, E. coli, C. difficile dan SARS, demikian temuan ulasan tersebut.
Bagaimana dengan Covid-19? Yup, itu mungkin juga bisa menyebar lewat toilet, menurut sebuah studi Oktober 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Chemical Engineering.
Itu sebabnya, tutup lubang WC sebelum menyiramnya. Tapi bagaimana ketika berada di kamar mandi umum? Tidak hanya WC yang jarang memiliki penutup, tetapi studi Journal of Occupational and Environmental Hygiene pada bulan April 2022 menunjukkan bahwa toilet umum dapat menyebarkan kuman hingga 12 kali lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata toilet di rumah. Jadi, Bhayani menyarankan agar tidak membungkuk di atas WC setelah pembilasan, tetap di belakang dan segera cuci tangan dengan sabun dan air setelahnya.
Penelitian menunjukkan bahwa tidak menutup WC saat menyiram dapat menyebarkan kuman penyebab penyakit ke mana-mana. Jadi jika toilet memiliki penutup, letakkan dengan rapat sebelum menyiramnya.
LIEVSTRONG
Baca juga: Peneliti: Pusat Kebugaran Lebih Jorok dari WC Umum
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.