Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasangan Melakukan Stonewalling Ini yang Harus Dilakukan

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stonewalling, juga dikenal sebagai silent treatmen, adalah mekanisme pertahanan di mana orang yang menahan diri menutup, menghindari, menarik diri dari, atau menolak terlibat dalam komunikasi dengan orang lain dalam hubungan tersebut. Orang yang menahan diri mungkin ingin menghentikan diskusi lebih lanjut dan menciptakan jarak sebagai respons terhadap perasaan tidak nyaman, kaget, atau menjadi kewalahan, dan karena mereka mungkin ingin menutup diri secara emosional.

Secara langsung atau tidak langsung, ini menyiratkan bahwa emosi pasangannya tidak berharga, dan sering kali membuat orang lain merasa rentan, bingung, dan sangat terluka. Sebagai efek riak, keintiman fisik sering terhenti, yang dapat menyebabkan penurunan harga diri, harga diri, dan rasa tidak aman. 

Ketika pasangan menjadi diam, ada banyak alasan penyebabnya. Bisa jadi untuk menghindari konflik, menghindari membahas masalah terkait dalam hubungan, atau menghindari komunikasi secara umum. Sayangnya, kerusakan yang diakibatkannya pada pasangan yang menjadi sasaran stonewalling dapat merusak secara psikologis, yang terkait dengan depresi.

Meskipun dianggap sebagai pelecehan dapat bersifat subyektif, stonewalling dapat dilihat sebagai pelecehan emosional atau mental karena trauma psikologis yang ditimbulkannya. Stonewalling tidak hanya memengaruhi orang yang dihalangi, tetapi juga hubungannya, pada akhirnya, secara keseluruhan.

Apa yang harus dilakukan ketika pasangan melakukan stonewalling

Menurut Terapis Perkawinan & Keluarga Berlisensi Lianne Avila, untuk menghentikan stonewalling dalam suatu hubungan, sebagian besar tergantung pada orang yang melakukan penghalang tersebut. Dia merekomendasikan menenangkan diri secara fisiologis untuk menenangkan diri dan mengadopsi cara yang lebih sehat untuk mengelola konflik dan emosi.

Bagi mereka yang mengalami stonewalling, penting untuk memberikan waktu kepada pasangan untuk menenangkan diri alih-alih mencoba untuk segera mengatasi suatu situasi. Anda dapat menyarankan kepada mereka pada saat keadaan tidak memanas bahwa ketika ada sesuatu yang sulit untuk dibicarakan, Anda tidak menentang mereka dan hanya mencoba membantu hal-hal di antara Anda. Beri tahu mereka bahwa Anda senang memberi mereka waktu untuk istirahat dan berjalan-jalan, bermeditasi, melakukan sesi yoga, menonton episode lucu dari salah satu acara TV favorit mereka, jurnal, membaca buku, atau cukup latih beberapa latihan pernapasan dalam dalam kesendirian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini dapat memungkinkan mereka untuk menenangkan diri dan menenangkan reaksi tiba-tiba dari kewalahan dan ketidaknyamanan emosional sebelum kembali ke diskusi dengan pola pikir yang lebih jelas yang tidak dalam keadaan berkelahi atau lari sehingga mereka dapat membicarakan hal-hal yang lebih konstruktif dengan pasangan mereka. Namun, pada akhirnya, hambatan harus ditangani bersama sehingga Anda dapat mengambil kesalahan dari kedua sisi hubungan dan menganggapnya sebagai komunikasi kolaboratif.

Terkadang, cara terbaik untuk melakukannya adalah mencari bantuan profesional, seperti dalam konseling pasangan. Dengan begitu, Anda bisa mengidentifikasi akar penyebab mengapa stonewalling terjadi.

YOUR TANGO

Baca juga: Jangan Menghukum Pasangan dengan Diam, Ini Risikonya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Ciri Sikap Control Freak

3 hari lalu

Ilustrasi bos/atasan. Shutterstock.com
5 Ciri Sikap Control Freak

Orang yang control freak merasa perlu perlu mengoreksi orang lain padahal dirinya yang salah


Jaga Kehrmonisan dengan Pasangan dengan Kenali Konflik

6 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz
Jaga Kehrmonisan dengan Pasangan dengan Kenali Konflik

Psikiater mengatakan mengenali konflik lalu jujur pada diri sendiri menjadi langkah awal menjaga keharmonisan hubungan romantis dengan pasangan.


Memahami Monogami Modern, Bukan Sekedar Jumlah Pasangan

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan berbincang santai. Foto: Freepik.com/Our-Team
Memahami Monogami Modern, Bukan Sekedar Jumlah Pasangan

Monogami modern bisa diartikan sebagai mengisi lembaran baru dengan orang berbeda, bukan berganti pasangan tapi perubahan dalam diri masing-masing.


Ragam Persoalan yang Bikin Pernikahan Tak Bahagia

10 hari lalu

Ilustrasi bertengkar. Shutterstock
Ragam Persoalan yang Bikin Pernikahan Tak Bahagia

Berbagai masalah sering mempengaruhi hubungan pernikahan. Terapis pun mengungkapkan ancaman-ancaman pada kebahagiaan perkawinan.


Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

11 hari lalu

Ilustrasi pasangan/Whatsapp
Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

Banyak yang mengaku memilih pasangan dengan sifat dan kesenangan yang berlawanan tapi penelitian menyebut kebanyakan pasangan memiliki kesamaan.


Antara Psikopat dan Narsisis, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

12 hari lalu

Ilustrasi pasangan posesif/psikopat. Shutterstock
Antara Psikopat dan Narsisis, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

Apa beda psikopat dengan narsisis dan apa pula yang perlu diwaspadai bila punya pasangan psikopat? Psikolog memberi jawabannya.


Plus Minus Anak Belajar Tari Balet

13 hari lalu

Seorang anak berlatih menari balet yang diselenggarakan oleh Al-Qattan Center for Children di Gaza, Palestina, 25 November 2015. Lima puluh anak perempuan berusia 5-8 terdaftar di sekolah balet ini. REUTERS/Suhaib Salem
Plus Minus Anak Belajar Tari Balet

Banyak manfaat anak belajar menari balet, termasuk dari segi fisik. Namun, ada pula dampak negatifnya dari segi psikis, seperti diungkapkan peneliti.


Pentingnya Kehadiran Sahabat untuk Cegah Keinginan Bunuh Diri

16 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Pentingnya Kehadiran Sahabat untuk Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan kehadiran sahabat sangat penting bagi orang yang berniat bunuh diri karena merasa putus asa dengan situasi yang dialami.


Masih Malu Terlihat Menangis? Ini Kata Pelatih Akting

19 hari lalu

ilustrasi pria nangis (pixabay.com)
Masih Malu Terlihat Menangis? Ini Kata Pelatih Akting

Menangis tak hanya terkait dengan sikap kekanakan. Menurut riset di Universitas Pittsburgh di Amerika Serikat, menangis memfasilitasi koneksi sosial.


Tak Perlu Berlarut-larut Bertengkar dengan Pasangan, Atasi dengan Cara Ini

23 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz
Tak Perlu Berlarut-larut Bertengkar dengan Pasangan, Atasi dengan Cara Ini

Bertengkar dengan pasangan adalah hal biasa. Yang perlu diperhatikan justru bagaimana penyelesaiannya agar hubungan tak sampai berantakan.