TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang menguap karena lelah atau mengantuk, tapi ada pemicu lain yang tidak terduga yakni memikirkan dan melihat orang menguap.
Menguap sebenarnya bukan karena kelelahan tetapi lebih karena tubuh mencoba mendinginkan otak, kata dokter Jen Caudle kepada Yahoo Life.
Dia menggambarkan menguap seperti tubuh menyalakan AC di kepala. “Menguap meregangkan rahang, meningkatkan aliran darah di leher, wajah, dan kepala. Kemudian tarikan napas dalam mengirimkan aliran udara dingin ke cairan tulang belakang dan otak," kata dia.
Caudle mengapa orang menguap saat lelah atau kurang tidur, kondisi ini dapat meningkatkan suhu otak.
Jadi, menurut para ahli, menguap juga bisa terjadi saat lapar, bosan, sedikit stres, merasa santai atau kenyang setelah makan.
Lalu mengapa menguap bisa menular? Sebenarnya menguap belum tentu menular dalam pengertian medis, kata Kecia Gaither, seorang dokter bersertifikat ganda di ob-gyn di New York. Tapi seperti yang diketahui semua orang, sulit untuk menahan menguap saat seseorang melakukannya di hadapan.
Para ahli memiliki teori berbeda tentang mengapa menguap memicu perilaku yang sama pada orang lain. Hana Patel, seorang dokter umum yang berbasis di London, mengatakan bahwa meskipun para ahli tidak yakin mengapa menguap menular terjadi, kita cenderung meniru orang ketika kita melihat mereka menguap.
Caudle menunjukkan bahwa manusia, primata lain, dan anjing semuanya menganggap menguap itu menular. “Ini adalah bentuk umum dari fenomena gema, peniruan otomatis kata-kata atau tindakan orang lain, yang pada dasarnya adalah cara kita belajar,” jelasnya.
Gaither setuju, mengatakan bahwa tindakan meniru seseorang secara tidak sadar adalah salah satu teori yang membantu menjelaskan mengapa menguap bisa menular.
Menariknya, sebuah studi 2018 mengaitkan menguap dengan empati. Ini menunjukkan bahwa orang yang menguap setelah melihat orang lain menguap cenderung sangat berempati.
Bisakah menguap menjadi tanda masalah kesehatan?
Dalam beberapa kasus, ya, kata Patel. Dia mengingatkan bahwa sering menguap mungkin merupakan tanda masalah tidur, seperti kurang tidur, insomnia, sleep apnea, narkolepsi atau efek samping obat yang menyebabkan kantuk.
Menguap dianggap berlebihan jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 15 menit dan tanpa pemicu yang jelas. Ini bisa menjadi gejala stroke, pendarahan di sekitar jantung, tumor otak, dan migrain.
YAHOO! LIFE
Baca juga: Tidur Delapan Jam pada Malam Hari tapi Masih Ngantuk saat Bangun? Ketahui Tanda Junk Sleep
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.