TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli menyarankan untuk tidur selama tujuh higga delapan jam di malam hari agar tubuh bugar di siang hari. Namun, bagaimana jika sudah tidru selama itu tetapi masih tetap merasa mengantuk saat bangun? Salah satu alasannya adalah junk sleep.
Istilah junk sleep muncul di era media sosial. Ini bukan hanya merujuk pada tidur yang kurang atau tidak cukup lama, tetapi juga bisa jadi tidur cukup lama tapi kurang berkualitas. Misalnya, orang mungkin tidur delapan jam penuh, tetapi tidak nyenyak, atau terus terbangun sepanjang malam.
Istilah "junk sleep" muncul lebih dari 36 juta unggahan di TikTok. Meski cukup populer di TikTok, masih banyak yang belum mengetahui tanda dan penyebabnya.
Kristen Casey, psikolog klinis berlisensi dan spesialis insomnia mengatakan, cara paling mudah mengetahuinya adalah terbangun dengan perasaan seperti tidak tidur. “Anda bangun dengan perasaan tidak tenang, pusing, atau mudah tersinggung. Jenis tidur ini tidak membantu kita memulihkan fungsi tubuh kita dan menyebabkan kesulitan untuk fungsi kita keesokan harinya," kata dia, seperti dilansir Huffpost.
Phil Lawlor, seorang ahli tidur di perusahaan kasur Dormeo, mengatakan bahwa orang yang mengalaminya mungkin merasa sangat cemas, depresi, pelupa, mudah terganggu atau mudah tersinggung. Dalam jangka panjang kebiasaan ini membuat orang lebih mudah sakit, mengalami sakit kronis, memiliki masalah pencernaan atau kardiovaskular, atau merasa sangat lelah.
Selain itu, mungkin ada perubahan dalam pola makan. "Gejala lain yang kurang diketahui adalah Anda mungkin makan lebih banyak dari biasanya," tambah Nicole Eichelberger, ahli tidur bersertifikat yang mengkhususkan diri dalam insomnia. Sebab, kurang tidur, bahkan hanya satu malam, meningkatkan kadar ghrelin yang dikenal sebagai hormon lapar.
Penyebab junk sleep
Banyak faktor yang dapat memicu junk sleep, beberapa di antaranya adalah masalah gaya hidup yang bisa dikendalikan seperti faktor lingkungan. Ada beberapa hal di lingkungan yang bikin sulit tidur nyenyak seperti suara berisik karena lalu lintas, teman sekamar mendengkur, anak-anak, atau suara televisi.
Faktor lingkungan lainnya adalah hal yang dirasakan, seperti suhu terlalu panas atau terlalu dingin, tidur di kasur yang tidak nyaman, sakit fisik, sakit dan terlalu banyak cahaya.
Aspek perasaan juga meluas ke emosi. “Ketika orang cemas atau depresi, mereka sering mengalami kesulitan tidur,” tambah Eichelberger. "Ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk harga diri yang buruk, rasa bersalah, kemarahan, atau rasa putus asa secara umum."
Cara mengatasinya, sesuaikan semua hal yang bisa. Contohnya, membeli penutup kasur yang empuk, menyalakan AC, mengenakan penutup telinga, dan menyimpan gadget di ruangan lain.
Selain lingkungan, ada juga faktor perilaku, seperti bermain ponsel atau menonton film hingga larut malam. Menurut The Sleep Foundation, sebaiknya simpan ponsel satu jam sebelum tidur. Selain itu, minuman beralkohol dan obat-obatan juga menyebabkan masalah tidur.
Cara mengatasinya, ubah kebiasaan seperti minum kopi tanpa kafein, membaca di sela-sela menonton acara dan tidur, mandi air hangat atau menggunakan kamar mandi sebelum naik ke tempat tidur.
Masih merasa ngantuk dan lelah di pagi hari? Mungkin ini saatnya berkonsultasi dengan profesional. "Seperti biasa, ingatlah untuk menghubungi dokter jika Anda yakin mengalami gangguan tidur atau insomnia," kata Casey.
HUFFPOST
Baca juga: Manfaat Mandi di Malam Hari selain untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.