Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Mitos Seputar Diabetes, Benarkah Bisa Berakhir Buta?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes sering disebut sebagai penyakit gula. Tapi apa sebenarnya itu?

Dilansir dari World Health Organization, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang lama kelamaan bisa menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Peningkatan gula darah terjadi ketika tubuh tidak dapat memproses makanan dengan baik untuk digunakan sebagai energi. Di dalam tubuh, pankreas membuat hormon yang disebut insulin, yang membantu glukosa atau gula masuk ke dalam sel. Ketika menderita diabetes, tubuh tidak dapat membuat cukup insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar. Ini menyebabkan penumpukan gula atau glukosa dalam darah, itulah sebabnya banyak orang menyebut diabetes sebagai penyakit gula.

Penyakit ini semakin banyak dialami penduduk dunia. Di saat penderitanya semakin banyak, muncul juga beberapa mitos dan kesalahpahaman umum yang sering kali dipercaya begitu saja. Berikut beberapa mitos tentang diabetes yang tidak boleh ditelan mentah-mentah. 

1. Penderita diabetes tak boleh makan atau minum apa pun yang mengandung gula

Gula dan pati adalah sumber energi yang dibutuhkan setiap orang dalam makanan sehari-hari. Orang dengan diabetes perlu mengatur pola makan dengan lebih baik, pilihan makanan yang lebih sehat, lebih alami, dan lebih sedikit diproses. Diet yang sehat dan seimbang bisa saja mengandung gula dan pati dalam jumlah sedang. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk diet yang tepat jika menderita diabetes.

2. Diabetes tipe 2 hanya diderita orang dewasa 

Usia merupakan faktor risiko yang membuat orang lebih rentan terkena diabetes tipe 2 seiring bertambahnya usia. Namun, anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas juga perlu waspada karena kebiasaan makan yang tidak sehat. Sebab, pasien diabetes tipe 2 tumbuh pesat pada kelompok usia yang lebih muda.

3. Diabetes tipe 2 hanya diderita orang gemuk

Kelebihan berat badan dan obesitas tentu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Namun, tidak setiap orang yang kelebihan berat badan atau obesitas akan menderita diabetes. Orang yang memiliki berat badan normal sesuai dengan BMI dan faktor lainnya, serta orang yang kekurangan berat badan, juga dapat mengalami kondisi kesehatan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Penderita diabetes hanya boleh makan makanan diabetes

Badan amal Diabetes Diabetes Inggris merekomendasikan agar penderita diabetes menghindari makanan diabetes. Biasanya makanan ini diberi label 'diabetes', dalam arti mereka menggunakan gula alkohol, atau pemanis lainnya, bukan gula biasa.
Makanan penderita diabetes tidak dianjurkan karena masih akan mempengaruhi kadar gula darah, mahal, dan bahan-bahannya juga dapat menyebabkan efek samping yang merugikan.

5. Orang yang kena diabetes akan buta 

Diabetes, terutama jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi seperti kebutaan dan menyebabkan banyak amputasi kaki. Namun, sebenarnya ini tidak perlu terjadi. Orang dengan diabetes yang mengelola tekanan darah, glukosa, berat badan dan berhenti merokok, berpeluang lebih tinggi bebas komplikasi.

Kebutaan dan amputasi merupakan hasil yang dapat dicegah. Pemeriksaan kesehatan diabetes tahunan juga penting untuk menghindari perkembangan komplikasi.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 4 Tanda Diabetes yang Sering Diabaikan Wanita

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menurut Studi Terbaru: Depresi sebagai Kontributor Penyebab Diabetes Tipe 2

7 jam lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Menurut Studi Terbaru: Depresi sebagai Kontributor Penyebab Diabetes Tipe 2

Depresi dapat menjadi salah satu penyebab langsung diabetes tipe 2.


4 Macam Bau Mulut dan Masalah Kesehatan di Baliknya

3 hari lalu

ilustrasi bau mulut (pixabay.com)
4 Macam Bau Mulut dan Masalah Kesehatan di Baliknya

Pakar menyebutkan empat jenis bau mulut yang mesti diwaspadai karena terkait dengan masalah kesehatan.


Apa Saja yang Dapat Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?

3 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Apa Saja yang Dapat Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?

Serangan jantung dapat berakibat fatal jika tidak segera diatasi.


Apa yang Terjadi jika Mengonsumsi Satu Jenis Makanan Setiap Hari?

5 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
Apa yang Terjadi jika Mengonsumsi Satu Jenis Makanan Setiap Hari?

Makan satu jenis makanan setiap hari dapat menimbulkan hal-hal buruk. Apa saja?


Ketahui Efek Samping Beras Basmati dan Cara Memasak yang Sehat

11 hari lalu

Ilustrasi nasi beras basmati. Shutterstock
Ketahui Efek Samping Beras Basmati dan Cara Memasak yang Sehat

Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi gandum olahan, termasuk beras basmati putih, dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2.


Ketahui Beras Basmati, Beras Khas Asia Selatan dan Ragam Manfaatnya

12 hari lalu

Ilustrasi nasi beras basmati. Shutterstock
Ketahui Beras Basmati, Beras Khas Asia Selatan dan Ragam Manfaatnya

Beras Basmati mengandung glisemik yang rendah, sehingga membuat tingkat pencernaan melambat. Hal ini akan membantu untuk rasa kenyang lebih lama.


Di Usia Berapa Komplikasi Penyakit Degeneratif Muncul?

14 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Di Usia Berapa Komplikasi Penyakit Degeneratif Muncul?

Dokter mengingatkan orang berusia 20 tahunan yang dengan penyakit degeneratif biasanya mengalami komplikasi di usia 40 tahun apabila tak ditangani.


Waspadai Komplikasi Diabetes pada Anak, Ini yang Perlu Dilakukan

17 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Waspadai Komplikasi Diabetes pada Anak, Ini yang Perlu Dilakukan

Dokter mengatakan komplikasi diabetes melitus pada anak dapat dicegah dengan cara deteksi dini untuk meminimalisir komplikasi di kemudian hari.


Beda dengan Dewasa, Simak Penanganan Diabetes pada Anak

18 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Beda dengan Dewasa, Simak Penanganan Diabetes pada Anak

Orang tua perlu mengenali gejala diabetes pada anak sejak dini agar tidak terlambat penanganannya. Simak penjelasan dokter.


Aspirin Dosis Rendah Dikabarkan Bisa Bantu Turunkan Risiko Gula Darah Tinggi

20 hari lalu

TEMPO/Fernandez H
Aspirin Dosis Rendah Dikabarkan Bisa Bantu Turunkan Risiko Gula Darah Tinggi

Sebanyak 16.209 partisipan, dengan 8.086 mengonsumsi aspirin dan 8.123 mengonsumsi plasebo, berpartisipasi dalam penelitian ini.