TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak menjadi isu yang hangat sehingga meningkatkan kewaspadaan di tingkat nasional. Gagal ginjal akut pada anak atau yang biasa dikenal dengan (acute Kidney Injury(AKI), adalah kejadian secara tiba-tiba gagal ginjal atau kerusakan ginjal yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari. Gagal ginjal akut menyebabkan penumpukan produk limbah dalam darah dan menyulitkan ginjal untuk menjaga keseimbangan cairan yang tepat dalam tubuh. Selain itu kondisi ini juga mempengaruhi organ lain seperti otak, jantung dan paru-paru.
Menurut Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty penyakit gagal ginjal akut pada anak ini menimbulkan kekhawatiran yang luar biasa bagi para orang tua. Hingga saat ini, sejumlah kasus masih ditemukan. Di sisi lain, informasi medis mengenai pencegahan dan penanganan terkait penyakit ini juga bermunculan dan berpotensi menjadi disinformasi bahkan hoax di lingkungan
masyarakat. "Sebagai institusi kesehatan, sangat penting turut mengambil bagian dalam
mengedukasi masyarakat," ujar Dewi, di Jakarta, Selasa 8 November 2022.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis nefrologi anak, Henny Andriany, memaparkan gejala gangguan ginjal akut anak yang diawali dengan gejala awal yaitu, diare, muntah mual, batuk dan pilek, anak kerap mengantuk serta demam yang berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Gejala berikutnya dalam kurun 2 sampai 6 hari ditandai dengan penurunan jumlah buang air kecil (oligura) pada anak. Gejala menengah hingga berat ditandai dengan perubahan warna urin anak (pekat atau kecokelatan). "Bila terjadi perubahan warna dan volume urine, bahkan anak tidak buang air kecil selama 6 sampai 8 jam di siang hari, anak perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat," ujar Dr. Henny.
Penyebab dan cara mencegah gagal ginjal akut
Lebih lanjut, Dr. Henny menjelaskan beberapa penyebab gagal ginjal akut dari tiga kondisi tertentu berikut ini.
1. Aliran darah berkurang
Gagal ginjal disebabkan oleh beberapa kondisi, diawali dengan kondisi aliran darah berkurang yang menyebabkan memperlambat aliran darah ke ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal akut. Hal ini disebabkan oleh tekanan darah rendah (disebut ‘hipotensi’) atau syok, kehilangan darah atau cairan (seperti perdarahan, diare berat), serangan jantung, gagal jantung dan kondisi lain yang menyebabkan penurunan fungsi jantung, kegagalan organ (misalnya jantung, hati), terlalu sering menggunakkan obat pereda nyeri yang disebut “NSAID” yang digunakan untuk mengurangi pembengkakan atau menghilangkan rasa sakit akibat sakit kepala, pilek, flu, dan penyakit lainnya seperti ibuprofen, ketoprofen, dan naproxen, reaksi alergi parah, serta luka bakar karena cedera dan operasi besar.
2. Kerusakan langsung pada ginjal
Beberapa penyakit dan kondisi dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal akut. Contohnya jenis infeksi parah yang mengancam jiwa yang disebut ‘sepsis’, jenis kanker yang disebut ‘multiple myeloma’, kondisi langka yang menyebabkan peradangan dan ajringan parut pada pembuluh darah Anda, membuatnya kaku, lemah, dan menyempit (disebut’vaskulitis’).
Selan itu, penyebab lainnya adalah reaksi alergi terhadap jenis obat tertentu (disebut ‘nefritis interstisial’), kekelompok penyakit (disebut’sklerodema) yang mempengaruhi jaringan ikat yang menopang organ dalam Anda, serta kondisi yang meyebabkan peradangan atau kerusakan pada tubulus ginjal, pembuluh darah kecil di ginjal atau unit penyaringan di ginjal (seperti’nekrosis tubulus’, ‘glomerulonefritis’, vaskulitis’ atau ‘mikroangiopati trombotik’)
3. Penyumbatan saluran kemih
Pada beberapa orang, kondisi atau penyakit dapat menghalangi keluarnya urin dari tubuh dan menyebabkan gagal ginjal akut. Penyumbatan itu dapat karena kandung kemih, prostat, atau kanker serviks, pembesaran prostat, masalah dengan system saraf yang mempengaruhi kandung kemih dan buang air kecil, batu ginjal, serta pembekuan darah saluran kemih.
Penyakit gagal ginjal akut anak ini tentu menjadi kekhawatiran terbesar bagi orangtua. Dr. Henny mengingatkan dua hal penting yang dapat diperhatikan orang tua untuk pencegahan penyakit ini. Pertama, orang tua harus memastikan kecukupan cairan pada anak. Misalnya saat cuaca panas, atau demam, orangtua harus dapat memastikan kecukupan asupan cairan pada tubuh anak jangan sampai anak kekurangan cairan dan dehidrasi. Selalu amati pola berkemih anak mulai dari jumlahnya, frekuensi dan warna. "Pastikan bahwa anak tidak mengalami penurunan dalam jumlah, frekuensi dalam berkemih dan perhatikan juga warna berkemih anak apakah ada perubahan yang signifikan dari warna dan tekstu seperti berkristal, jika hal tersebut terjadi segera periksakan anak ke rumah sakit terdekat agar dapat segera diberi penanganan khusus," ujarnya.
JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON
Baca juga: Marak Gangguan Ginjal Akut, Ini Saran Dokter tentang Pemberian Obat untuk Anak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.