TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi dini kanker serviks atau leher rahim bisa dilakukan dengan dua cara, pap smear atau tes pap dan IVA (inspeksi visual asam asetat). Namun, banyak perempuan yang enggan melakukan tes ini karena perasaan takut. Padahal, deteksi dini penting untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV) berkembang menjadi kanker.
Dokter spesialis kandungan dan ginekologi Cindy Rani Wirasti mengatakan bahwa tes tersebut tidak menyakitkan. Jadi, tak ada alasan bagi masyarakat untuk takut menjalani tes ini.
"Pap smear dan IVA itu tidak sakit," kata Cindy di Jakarta, Rabu, 2 November 2022.
Selain itu, pemeriksaan ini hanya memakan waktu yang singkat, sekitar 20 hingga 30 detik.
Berdasarkan pengalamannya menghadapi para pasien, sejumlah pasien perempuan lebih merasa nyaman memeriksa organ intim bila hanya berhadapan dengan tenaga kesehatan, tanpa ditemani teman atau keluarga. Jadi, Cindy menyarankan berkonsultasu dengan ahli tanpa ditemani.
Tes pap smear sebaiknya dilakukan secara rutin untuk mendeteksi gejala kanker serviks. Sebab, infeksi human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker serviks kerap baru bergejala ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut.
Gejala kanker serviks stadium lanjut diantaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah.
Deteksi dini bermanfaat dalam mencegah infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks, dia menegaskan.
Infeksi HPV dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin HPV yang kini menjadi bagian dari program pemerintah yang menyasar anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD. Meski demikian, vaksin ini juga bisa diberikan kepada orang dewasa, baik itu perempuan maupun laki-laki.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel kanker berkembang di leher rahim (serviks), pintu masuk rahim dari vagina. Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia).
Proses infeksi virus HPV yang mengakibatkan kanker serviks memakan waktu panjang, antara 7 sampai 15 tahun. Namun, yang sering terjadi adalah orang tidak menyadari dirinya sudah terinfeksi virus dan baru mengetahui setelah terkena kanker.
ANTARA
Baca juga: Kanker Serviks Tahap Awal Tidak Bergejala, Dokter Ingatkan untuk Melakukan Deteksi Dini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.