TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks tahap awal umumnya tidak bergejala sehingga sering kali baru diketahui ketika kondisi penyakit sudah stadium lanjut. Itu sebabnya, perempuan disarankan melakukan pemeriksaan tanpa harus menungga munculnya gejala untuk deteksi dini.
Dokter spesialis kandungan dan ginekologi Cindy Rani Wirasti, anggota dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, mengatakan bahwa leher rahim berada di dalam tubuh, antara vagina dan rahim, sehingga sulit untuk mengetahui gejala kanker serviks secara kasat mata kecuali stadium sudah lanjut.
"Serviks (leher rahim) tidak punya saraf, kalau terinfeksi tidak sakit dan tidak bergejala," jelas Cindy di Jakarta, Rabu.
Gejala kanker serviks stadium lanjut diantaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah.
"Keputihan saja bukan gejala kanker serviks, tapi kalau keputihan bercampur darah hati-hati," kata dia.
Bagi perempuan yang belum aktif secara seksual, virus penyebab kanker serviks yang disebut human papillomavirus (HPV) tidak bisa masuk ke leher rahim karena terhalang oleh selaput dara.
Namun, ia mengatakan bahwa HPV adalah virus yang ada di mana-mana dan bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan cuma kanker serviks, tetapi juga kutil kelamin, kanker anal, kanker vagina, kanker orofaring, kanker penis dan kanker vulva. Ada beberapa tipe HPV, pada tipe yang berisiko tinggi seperti tipe 16 dan 18, HPV bisa menyebabkan kanker leher rahim.
HPV dapat ditularkan jika terjadi kontak kulit-ke-kulit di area genital, baik itu rute seksual maupun non-seksual yang ditularkan ibu kepada anak. Namun, kanker tidak langsung muncul ketika ada infeksi virus. Butuh waktu bertahun-tahun higga menjadi kanker.
Cindy mencontohkan, bila seorang remaja yang aktif melakukan hubungan seksual kemudian terpapar HPV, kanker serviks dapat muncul ketika usianya sudah dewasa.
Ia mengajak masyarakat untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV yang bisa melindungi seseorang dari HPV tipe 16 dan 18, sebagian besar penyebab kanker serviks, dan tipe 6 dan 11 yang jadi penyebab kutil kelamin.
"Vaksin membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus sehingga tidak sampai menimbulkan kanker serviks dan kutil kelamin," ujar dia.
Vaksinasi HPV menyasar anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD, kini masuk ke dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksinasi HPV diberikan pertama kali untuk anak usia kelas 5 SD dan dosis kedua diberikan setahun kemudian untuk mencegah kanker serviks.
ANTARA
Baca juga: Cegah Kanker Serviks, Ini Usia yang Disarankan Melakukan Vaksinasi HPV
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.