TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan kesehatan mental pribadi Lindsey Vonn telah mengilhami dia untuk terus berbicara tentang krisis kesehatan mental bangsa. Peraih medali emas Olimpiade, yang pertama kali mengumumkan tentang perjuangannya selama puluhan tahun melawan depresi pada tahun 2012, berterus terang tentang normalisasi percakapan tentang kesehatan mental, khususnya di antara para atlet.
Wanita 37 tahun itu adalah salah satu dari beberapa bintang yang muncul di Deadline: Special Report, serial terbatas baru yang menampilkan wawancara dan pelaporan tentang Darurat Kesehatan Mental Amerika, bersama pembawa acara MSNBC Nicolle Wallace.
Di acara itu, pemain ski Juara Dunia mengungkapkan mengapa dia awalnya ragu-ragu untuk mencari bantuan profesional dengan depresinya. "Saya benar-benar hanya pergi ke dokter karena seorang teman saya telah didiagnosis dengan depresi dan memiliki gejala yang sangat mirip. Saya masuk seperti, 'Saya hanya akan menyelesaikan ini sehingga saya dapat memastikan bahwa saya baik-baik saja. Semuanya baik-baik saja. Baiklah. Tidak ada yang salah dengan saya,'" kata Vonn kepada Wallace.
Sampai akhirnya dia divonis mengalami depresi namun menolak hasil tersebut. "Dan saya didiagnosa depresi dan diberi obat dan saya masih menolak terapi karena saya masih berpikir tidak ada yang salah dengan saya. Dan tidak ada yang salah dengan saya. Tidak ada yang salah dengan saya!" ujarnya. "Ada stigma besar di sekitarnya, terutama dalam olahraga. Dianggap tidak bisa menjadi atlet yang kuat jika sedang depresi. Tidak mungkin menjadi kuat dan memiliki kelemahan."
Vonn, pemain ski wanita paling sukses sepanjang masa, memuji atlet lain yang telah membantu menormalkan percakapan tentang kesehatan mental, termasuk Naomi Osaka, Simone Biles, dan Kevin Love.
Dia juga mengakui bahwa dia dapat tetap positif tentang perjuangan kesehatan mentalnya dengan mengingat mendiang ibunya, Lindy Anne Lund, yang meninggal pada Agustus setelah pertempuran satu tahun dengan ALS.
"Ketika dia didiagnosis dengan ALS, dia jelas sangat sedih, itu mematikan. Dia menangis dan kemudian hari berikutnya dia berkata, 'Hari ini adalah hari yang luar biasa,'" jelas Vonn. "Dan setiap hari sejak itu dia berkata, 'Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.'"
Lindsey Vonn berkaca dari perjuangan ibunya itu. "Dia sekarat dan dia tetap positif," lanjutnya. "Ketika Anda memikirkan perjuangan Anda sendiri, saya seperti bagaimana mungkin saya tidak positif? Bagaimana saya bisa melihat sisi terang dari segala sesuatu seperti yang ibu saya lakukan? Karena jika dia bisa melihatnya, maka saya pasti bisa."
PEOPLE
Baca juga: Lindsey Vonn Mengalami Kesulitan dengan Citra Tubuh Usai Menang Olimpiade
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.