TEMPO.CO, Jakarta - Intermittent fasting atau puasa intermiten semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Bahkan orang yang mengikutinya benci menyebutnya sebagai rutinitas diet, mereka menyebutnya sebagai gaya hidup. Untuk yang belum berpengalaman, puasa intermiten pada dasarnya membagi hari Anda menjadi jendela makan dan puasa. Diet intermiten yang paling umum adalah yang melibatkan 16 jam puasa, yang memberi Anda 8 jam untuk merencanakan jendela makan Anda.
Banyak orang telah mendapat manfaat dari intermittent fasting dan telah kehilangan berat badan. Manfaat terbesarnya adalah mengurangi kerangka waktu di mana Anda bisa makan. Ada juga jenis puasa intermiten lainnya - seperti puasa di mana orang makan selama 5 hari dan berpuasa selama 2 hari, atau puasa selama 24 jam dan kemudian makan keesokan harinya. Kebanyakan orang makan malam lebih awal dan kemudian melewatkan sarapan mereka. Itu membuatnya menjadi siklus puasa 16 jam yang mudah diikuti.
Namun, beberapa ahli gizi merasa bahwa itu mungkin bukan yang terbaik untuk wanita. Berikut ini alasannya.
1. Puasa intermiten tidak berdampak pada pria dan wanita dengan cara yang sama. Beberapa peneliti telah melihat bahwa puasa untuk waktu yang lama meningkatkan kontrol glukosa pada wanita daripada memperbaikinya. Jadi, daripada melakukannya sekaligus di mana Anda berpuasa selama 3-4 hari berturut-turut, ada baiknya untuk memecahnya.
2. Studi lain mengungkapkan bahwa puasa yang diperpanjang dan pembatasan kalori pada wanita dapat mempengaruhi hipotalamus yang menghambat pelepasan hormon yang mengatur LH atau luteinizing hormone dan FSH atau follicle stimulating hormone, keduanya merupakan bagian dari hormon gonadotropik yang berperan penting untuk fungsi organ reproduksi, terutama ovarium pada wanita. Hal ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur dan dapat menyebabkan ketidaksuburan wanita.
3. Ini dapat meningkatkan kortisol pada wanita, yang menyebabkan stres dan melemahkan tubuh untuk melawannya. Jadi cobalah JIKA untuk waktu yang lebih singkat dan sertakan makanan bergizi super seperti kaldu tulang atau yoghurt sebelum tidur.
4. Bagi mereka yang mengikuti jendela puasa 18 jam mungkin kehilangan nutrisi penting. Mereka mungkin melihat hasil penurunan berat badan tetapi mereka harus memastikan makanan mereka padat kalori dan nutrisi.
Pemecah masalah nyata bagi mereka yang mengikuti intermittent fasting adalah apa yang mereka makan selama jendela makan. Jangan berbuka puasa dengan makanan padat kalori tetapi secara perlahan perkenalkan makanan padat.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Waktu yang Dibutuhkan Agar Intermittent Fasting Efektif Turunkan Berat Badan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.