Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Tips Aman Memperkenalkan Makanan yang Berpotensi Picu Alergi pada Anak

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi makanan penyebab alergi (pixabay.com)
Ilustrasi makanan penyebab alergi (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun bisa mengalami alergi makanan tanpa bergantung pada riwayat keluarga. Sekitar 2-3 persen anak di bawah usia tiga tahun ditemukan memiliki alergi kacang, telur, dan susu, menurut Prevent Allergies Organization.

Memperkenalkan bayi pada makanan yang berhubungan dengan alergen adalah proses yang menakutkan. Namun, memperkenalkannya sejak dini dapat mengurangi risiko alergi makanan tertentu secara signifikan hingga 80 persen. 

Scott H. Sicherer, profesor bidang alergi dan imunologi anak, mengatakan bahwa bayi harus diperkenalkan pada makanan yang secara klasik dianggap sebagai alergen sekitar usia enam bulan, tapi jangan sebelum usia empat bulan. "Tapi selama beberapa tahun terakhir, rekomendasinya justru sebaliknya," jelasnya.

Sebaiknya alergen diperkenalkan sejak dini dalam kehidupan anak karena dalam beberapa kasus, alergen bahkan dapat membantu mencegah alergi di masa depan dan bisa mengungkap reaksi parah apa pun yang baik untuk diketahui sejak dini. Sicherer menyarankan agar orang tua tidak memisahkan makanan yang mungkin dianggap sebagai alergen dari makanan lainnya.

Inilah langkah yang disarankan untuk memperkenalkan makanan alergen pada anak. 

1. Perkenalkan sejak dini
Langkah pertama adalah memasukkan makanan alergen ke dalam makanan sehari-hari sedini mungkin. Setelah bayi mencapai kisaran empat hingga enam bulan, orang tua kan dapat memeriksa dengan tepat reaksi bayi terhadap makanan di luar ASI atau susu formula. Tapi makanan apa saja yang termasuk di dalamnya?

Makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau intoleransi adalah yang mengandung susu, telur, gandum, kedelai/kedelai, kacang tanah, kacang pohon, ikan (terutama kerang), dan kadang-kadang bahkan biji wijen. "Tidak apa-apa bagi bayi untuk diperkenalkan pada hal-hal yang merupakan semacam alergen," kata Sicherer.

Berbagai penelitian dan ulasan telah menemukan bahwa memperkenalkan alergen kepada bayi di awal tahun pertama mereka (4-6 bulan) memerangi perkembangan alergi terhadap makanan saat anak tumbuh dewasa. Mungkin juga jika prosesnya tertunda terlalu lama, maka ada kemungkinan lebih besar bahwa seorang anak bisa menjadi alergi atau lebih sensitif terhadap makanan umum yang berhubungan dengan alergi.

2. Tunggu bayi siap makan makanan padat
Jangan mulai memberi anak makanan apa pun yang belum siap mereka konsumsi. "Kita harus mempertimbangkan kemampuan bayi untuk makan makanan padat," ujar . Sicherer.

Saat merasakan anak sudah siap untuk menerima makanan padat, makanan tersebut harus disajikan dengan aman, misalnya dalam bentuk pure, pasta, saus, dan potongan kecil yang tidak perlu dikunyah.

3. Cari tanda alergi
Saat mulai memasukkan daftar makanan pencetus alergi, cari tanda reaksi alergi terhadap makanan baru. Ini sangat penting karena ada reaksi ringan dan berat dalam hal alergi makanan. Hal yang paling umum adalah ruam kulit yang disebut eksim atau dermatitis atopik. Ruam ini gatal dan mungkin terjadi pada wajah, lengan, kaki, dada, dan/atau punggung bayi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala alergi umum dan lebih halus lainnya, menurut Sicherer, sering kali berhubungan dengan usus, ini bisa berupa diare atau darah di tinja, muntah, gatal-gatal, bengkak, ruam, atau bahkan tanda-tanda bayi tidak cukup tumbuh.

Di sisi yang lebih parah, anak mungkin mengalami kesulitan bernapas, batuk atau mengi, atau wajahnya menjadi pucat atau biru. Menurut Main Street Pediatrics, banyak reaksi parah biasanya akan terjadi sekitar 10-15 menit setelah makan, tetapi beberapa reaksi ringan bisa memakan waktu beberapa jam untuk mulai muncul.

4. Kreatif
Alergen pada dasarnya sama dengan makanan lain, tetap harus diberikan dengan cara yang tidak membuat bayi tersedak. Sicherer merekomendasikan untuk menghaluskan komponen berbahaya yang tersedak ke dalam air hangat. 

Jika  mencari sesuatu yang sederhana untuk memulai dalam keluarga alergen, cobalah keju lunak, yogurt, atau telur. "Telur bisa sangat mudah," kata Sicherer. "Bayi tidak boleh makan telur mentah, jadi bisa dibuat telur orak-arik dan menumbuknya menjadi potongan-potongan kecil."

5. Pola makan beragam
"Pola makan yang beragam terlihat membantu mencegah alergi makanan," kata Sicherer. "Semakin banyak makanan yang bisa dimakan bayi, semakin menyenangkan," katanya. Dokter dan peneliti lebih yakin dari sebelumnya bahwa paparan dini terhadap alergen, serta semua makanan secara umum, lebih baik untuk usus dan sistem kekebalan anak karena mereka akan belajar mencerna lebih banyak secara normal.

6. Ketahui alergen tersembunyi
Pada awalnya, bayi perlu mengonsumsi ASI atau susu formula sebagai sumber makanan dan nutrisi utama mereka. Kemudian, begitu anak mencapai tonggak enam bulan (atau lebih) dan telah beralih ke makanan yang lebih padat, ada makanan tertentu yang bisa menyebabkan alergi. 

Biasanya, susu, keju, ikan, dan selai kacang dalam bentuk standarnya adalah makanan alergen. Tapi, mungkin ada beberapa makanan lain yang tidak diketahui secara umum memiliki bahan yang berhubungan dengan alergen. Bahan makanan seperti pasta dari gandum, ayam yang dilapisi tepung roti, roti tertentu yang mungkin mengandung komponen susu, dan beberapa saus kental secara tidak langsung bisa mengandung kacang. Jadi, selalu waspada terhadap tanda-tanda alergi dari makanan yang selama ini tidak diketahu sebagai alergen.

EATTHIS.COM

Baca juga: Alasan Orang Mudah Mengklaim Alergi Makanan Tertentu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

7 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

1 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.


Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

1 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.


5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

1 hari lalu

Ilustrasi pijat bayi. massagemag.com
5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.


Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

4 hari lalu

Petugas medis menggendong seorang bayi perempuan Palestina yang baru lahir setelah dia dikeluarkan hidup-hidup dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh, yang terbunuh dalam serangan Israel, bersama suaminya dan putrinya di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di sebuah rumah sakit di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 April 2024. Bayi tersebut, dengan berat 1,4 kg dan dilahirkan melalui operasi caesar darurat, berada dalam kondisi stabil dan membaik secara bertahap. Reuters TV via REUTERS
Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.


Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

5 hari lalu

Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

9 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

11 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

17 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

25 hari lalu

Hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif menghiasi kawasan di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?