Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Makanan Terbaik untuk Orang yang Memiliki Gula Darah Tinggi

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi telur sebagai sumber protein yang meningkatkan massa otot (pixabay.com)
Ilustrasi telur sebagai sumber protein yang meningkatkan massa otot (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor yang bisa menyebabkan gula darah tinggi, dari kelebihan berat badan, diabetes tipe 2, dan faktor lain seperti kurang aktivitas fisik dan stres. Saat berisiko atau memiliki gula darah tinggi, penderitanya akan berhati-hati memilih makanan untuk menjaga gula darah tetap stabil.

"Tidak ada makanan yang dapat menurunkan kadar gula darah, karena itu adalah tugas insulin," kata Toby Amidor, ahli nutrisi pemenang penghargaan dan penulis buku terlaris Wall Street Journal dari Diabetes Create Your Plate Meal Prep Cookbook. "Ketika tubuh  menemukan bahwa ada gula dalam darah, ia melepaskan insulin untuk membantu mengeluarkan gula dari darah dan masuk ke sel-sel tubuh di mana ia dapat menyediakan energi."

Namun, Amidor mengatakan bahwa penderita dapat memilih makanan tertentu yang memiliki efek minimal pada lonjakan gula darah. Atau, pilih makanan yang memiliki indeks glikemik (GI) lebih rendah yang tidak akan memengaruhi gula darah tinggi.

Dilansir dari eatthis.com, inilah empat makanan bergizi yang tidak akan berdampak negatif pada gula darah tinggi.

1. Telur

Makanan pokok untuk sarapan, camilan setelah berolahraga, atau apa pun di antaranya, telur berprotein tinggi yang tidak akan memengaruhi gula darah. "Telur adalah makanan berprotein yang hampir tidak mengandung karbohidrat," kata Amidor. "Oleh karena itu, telur akan memiliki efek minimal pada gula darah."

Menurut sebuah studi 2018 yang diterbitkan dalam Food & Function Journal, makan satu telur besar setiap hari dapat mengurangi risiko diabetes. Studi ini juga menemukan bahwa subjek yang makan telur memiliki kadar glukosa darah puasa yang lebih baik, yang berarti telur dapat membantu menjaga gula darah tetap teratur.

2. Brokoli

Sayuran cruciferous serbaguna ini bisa membantu  menjaga gula darah tetap stabil. "Brokoli adalah sayuran rendah karbohidrat yang kaya akan vitamin, mineral, dan fitokimia—senyawa tumbuhan alami yang telah terbukti membantu melawan dan mencegah penyakit," kata Amidor. "Sayuran ini juga mengandung serat dan beberapa karbohidrat (~ 5 g karbohidrat per porsi) dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah."

Lebih lanjut, Amidor menyarankan bahwa memiliki serat juga membantu memperlambat penyerapan makanan ke dalam darah, yang meminimalkan seberapa cepat karbohidrat (dipecah menjadi glukosa) diserap ke dalam darah.

3. Beras merah

"Meskipun biji-bijian memang mengandung karbohidrat, itu juga menyediakan serat," kata Amidor. "Serat memperlambat seberapa cepat itu diserap ke dalam darah. Ini berarti bahwa begitu beras merah dipecah menjadi glukosa, secara perlahan akan diserap ke dalam darah, sehingga membantu meminimalkan lonjakan gula darah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beras merah juga mengandung mangan, yang berguna untuk banyak proses dalam tubuh, termasuk pengaturan gula darah.

4. Kedelai

"Tahu dan kedelai (seperti edamame) mengandung karbohidrat minimal dan karenanya tidak menyebabkan lonjakan gula darah," kata Amidor.

Kedelai merupakan salah satu makanan nilai indeks glikemik terendah dari semua kacang-kacangan. Ini kemungkinan besar karena kandungan protein dan lemaknya yang lebih tinggi.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh University of Massachusetts Amherst, makan makanan kedelai (seperti tahu dan kedelai) dikaitkan dengan penurunan kadar gula darah. Juga, makan makanan ini telah meningkatkan toleransi glukosa pada penderita diabetes.

Baca juga: 
5 Cara Menurunkan Gula Darah secara Alami, Rutin Olahraga hingga Makan Cukup Serat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota DPR Minta Pemerintah Segera Buat Kebijakan untuk Atasi Diabtes dan Gagal Ginjal pada Anak

38 menit lalu

Ilustrasi - Petugas memeriksa kesehatan anak di tengah kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak. Dugaannya kasus disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup. (HO/Antara)
Anggota DPR Minta Pemerintah Segera Buat Kebijakan untuk Atasi Diabtes dan Gagal Ginjal pada Anak

DPR meminta pemerintah segera membuat kebijakan komprehensif untuk mencegah kasus diabetes dan gagal ginjal pada anak.


Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

1 hari lalu

Prevalensi diabetes anak di Indonesia meningkat tajam sedekade terakhir. Lonjakan jumlah pasien tak hanya pada diabetes yang dipicu faktor genetik, tapi juga penyakit gula akibat pola hidup tak sehat.
Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus diabetes anak, terutama diabetes tipe 1.


Mewaspadai Diabetes Melitus dengan Memahami 3P

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Mewaspadai Diabetes Melitus dengan Memahami 3P

Penderita Diabetes Melitus umumnya mengalami gejala yang dikenal sebagai 3P, yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia.


Ahli Gizi Ini Bilang Penderita Diabetes Dianjurkan Tidak Berlebihan Makan Buah, Mengapa?

3 hari lalu

Ilustrasi makanan untuk pasien diabetes (pixabay.com)
Ahli Gizi Ini Bilang Penderita Diabetes Dianjurkan Tidak Berlebihan Makan Buah, Mengapa?

Ia menambahkan bahwa penderita diabetes sebaiknya memilih buah-buahan yang seratnya larut dalam air seperti jeruk, apel, jambu biji, pir, tin.


Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi dan Seafood, Ahli Gizi Sebut Syaratnya

4 hari lalu

Ilustrasi Nasi Ulam. Foto: Cookpad/Keinara FR
Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi dan Seafood, Ahli Gizi Sebut Syaratnya

Ahli gizi menepis mitos gizi terkait penderita diabetes tidak boleh makan nasi sepenuhnya, juga seafood. Boleh dimakan tapi ada syaratnya.


Saran Konsumsi Buah buat Penderita Diabetes dari Ahli Gizi

4 hari lalu

Ilustrasi buah-buahan/ toko buah. REUTERS/Lucas Jackson
Saran Konsumsi Buah buat Penderita Diabetes dari Ahli Gizi

Penderita diabetes diminta tidak berlebihan mengonsumsi buah karena bisa menyebabkan kenaikan kadar gula darah.


Apakah Penderita Diabetes Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

5 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
Apakah Penderita Diabetes Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

Apakah penderita diabetes bisa sembuh? Berikut penjelasan dari dokter serta beberapa tips untuk menurunkan kadar gula darah.


Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

5 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Meski disebut rebih rendah kalori dibanding gula, rutin mengonsumsi pemanis buatan berisiko buat kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung.


Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

5 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

Hipertensi dan diabetes melitus menduduki peringkat lima besar penyakit tidak menular di Indonesia. Berikut cara UI memberi edukasi pada masyarakat.


IDAI Minta Orang Tua Perhatikan Gejala Diabetes pada Anak

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
IDAI Minta Orang Tua Perhatikan Gejala Diabetes pada Anak

Kurangnya edukasi tentang diabetes pada anak membuat pasien datang berobat dalam fase yang sudah lanjut atau koma.