TEMPO.CO, Jakarta - Nasi adalah salah satu biji-bijian yang paling sering dimakan di seluruh dunia. Food & Wine melaporkan bahwa beras terdiri dari seperlima dari total kalori yang dikonsumsi secara global. Makanan ini serbaguna dan dapat disesuaikan untuk melengkapi berbagai profil rasa dan hidangan. Plus, nasi memiliki banyak variasi yang bisa dipilih.
Nasi putih adalah salah satu jenis yang paling populer. Beras putih adalah beras halus, artinya telah digiling untuk menghilangkan kulit luar, lapisan dedak, dan kuman. Terlepas dari prevalensinya, nasi putih cenderung mendapatkan reputasi buruk karena cara pengolahannya, terutama dibandingkan dengan saudaranya yang lebih bergizi, beras merah. Banyak yang menggambarkan nasi putih adalah karbohidrat buruk atau sumber kalori kosong. Namun, apakah layak untuk menghindari seluruhnya?
Ahli gizi dan penulis The First Time Mom's Pregnancy Cookbook, The 7 Ingredient Healthy Pregnancy Cookbook, dan Fueling Male Fertility, Lauren Manaker mengungkap kandungan di balik nasi putih dan efek sampingnya.
1. Memberi banyak energi
"Nasi putih adalah sumber karbohidrat, yang merupakan sumber utama bahan bakar untuk tubuh," kata Manaker. "Ditambah lagi, banyak jenis nasi putih, setidaknya di Amerika Serikat, yang diperkaya dengan vitamin B yang dapat membantu mendukung tingkat energi juga."
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, semua vitamin B, kecuali folat, terlibat dalam setidaknya satu langkah (jika tidak lebih) dari sistem produksi energi di dalam sel. Karena itu penting untuk mendapatkan dosis setiap vitamin B untuk mendapatkan energi. Kekurangan vitamin B membatasi produksi energi tubuh yang berpotensi berdampak negatif pada metabolisme dan kesehatan umum.
2. Ada kemungkinan mengaandung arsenik
Menurut Manaker, arsenik adalah elemen yang bila dikonsumsi sering dan dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan kesehatan. "Arsenik telah ditemukan dalam beras, jadi ketika mengonsumsi biji-bijian ini, Anda juga bisa menelan unsur ini," katanya.
Meskipun nasi putih lebih rendah arsenik daripada beras merah, tetap penting untuk menghindari konsumsi terlalu banyak dan memvariasikan biji-bijian. Beberapa pilihan yang lebih rendah arsenik dan patut dicoba adalah bayam, quinoa, bulgur, dan farro.
Tinggi rendahnya kadar arsenik juga tergantung pada tempat padi tumbuh. Misalnya, beras basmati putih dari California, India, dan Pakistan mungkin mengandung lebih sedikit arsenik daripada jenis beras lainnya.
3. Memperkuat tulang
Ternyata mengonsumsi nasi putih dapat memberikan kelenturan kesehatan tulang. "Kita semua tahu bahwa kalsium dan vitamin D adalah nutrisi penting untuk kesehatan tulang," kata Manaker. "Tapi satu nutrisi pahlawan kesehatan tulang tanpa tanda jasa, mangan, ditemukan dalam nasi putih."
4. Berisiko mengalami sindrom metabolik
"Memang lebih banyak data diperlukan, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi nasi putih dan risiko sindrom metabolik," kata Manaker.
Menurut Mayo Clinic, sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi tersebut termasuk gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, peningkatan tekanan darah, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal.
Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Heart Asia menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi nasi putih paling banyak dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik 30 persen lebih tinggi. Meski tidak parah, itu masih cukup signifikan. Jadi, jika berisiko mengalami salah satu dari kondisi ini, pertimbangkan untuk mengganti nasi putih dengan yang lain.
EATTHIS.COM
Baca juga: Nasi Putih Sering Diaggap Rendah Nutrisi, Ini Trik Agar Makanan Ini Lebih Sehat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.