TEMPO.CO, Jakarta - Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar orang Indonesia, juga lebih dari separuh penduduk dunia. Ada banyak jenisnya, tapi yang paling umum adalah nasi putih dan nasi cokelat. Di antara dua jenis itu, nasi putih adalah yang paling banyak dikonsumsi. Namun, bayak yang percaya bahwa nasi putih lebih rendah nutrisi dibandingkan nasi cokelat atau gandum utuh.
Dilansir dari Health.com, satu cangkir nasi putih yang dimasak mengandung lebih dari 200 kalori, sekitar 4 gram protein, dan 44 gram karbohidrat dengan kurang dari 1 gram serat. Itu setara dengan jumlah karbohidrat dalam sekitar tiga potong roti tawar. Kandungan vitamin dan mineral pada nasi putih terbilang rendah.
Dengan porsi yang sama, nasi putih hanya mengandung 19 mg magnesium sedangkan nasi cokelat 78 mg. Kandungan potasium dari nasi putih adalah 55 mg, sementara nasi cokelat 174 mg. Dibandingkan dengan gandum utuh, semua kandungan nutrisi nasi putih jauh lebih rendah.
Selain nutrisi yang rendah, beberapa penelitian mengaitkan konsumsi nasi putih dan diabetes tipe 2. Sebuah studi pada 2020 yang diterbitkan dalam Diabetes Care melihat data dari lebih dari 130 ribu orang di 21 negara. Para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi nasi putih yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian diabetes, meskipun mereka menunjukkan bahwa penelitian lain telah menarik kesimpulan berbeda tentang dampak nasi putih pada risiko diabetes.
Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa konsumsi nasi berlebih dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan yang bisa meningkatkan kadar insulin. Lama kelamaan, kadar insulin tinggi akan menguras sel-sel pankreas yang mengeluarkan insulin dan menyebabkan diabetes.
Baca juga:
Meski disebut rendah nutrisi, ada cara yang lebih sehat menikmati nasi putih yaitu memasak dan kemudian mendinginkannya. Cara itu telah terbukti meningkatkan pembentukan zat yang disebut pati resisten. Pati resisten adalah jenis karbohidrat unik yang telah terbukti secara alami meningkatkan pembakaran lemak tubuh. Seperti serat, pati resisten tidak dapat dicerna atau diserap. Ketika mencapai usus besar, zat ini akan difermentasi sehingga memicu tubuh untuk membakar lemak.
Satu studi menganalisis kandungan pati resisten dari nasi putih yang baru dimasak, nasi putih yang dimasak didinginkan selama 10 jam, dan nasi putih yang dimasak didinginkan selama 24 jam dan kemudian dipanaskan kembali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses memasak meningkatkan kandungan pati resisten. Peneliti menilai konsumsi kedua jenis nasi dingin menghasilkan respons gula darah setelah makan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan nasi yang baru dimasak. Jadi, jika memungkinkan, biarkan nasi putih mendingin hingga suhu kamar sebelum dimakan, atau dinginkan di lemari es sebelumnya.
Baca juga: Sering Dianggap Tak Sehat Ini 5 Alasan Menyukai Nasi Putih Menurut Ahli Diet
HEALTH.COM