Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ibu Menyusui Butuh Dukungan Suami dan Keluarga, Menurut Penelitian

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu menyusui membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarha, khususnya ibun dari pihak ibu menyusui. Hal itu terungkap dalam penelitian dari Health Collaborative Center (HCC), sebuah lembaga promosi dan advokasi kesehatan non-profit di Indonesia dalam bidang kesehatan.

Penelitian tersebut menunjukkan sebanyak 90 persen atau 1.810 responden ibu menyusui membutuhkan dukungan suami, serta 59 persen atau 1.182 responden menginginkan dukungan anggota keluarga.

“Dukungan utama yang diharapkan adalah memang dari suami dan core family atau keluarga inti, dan ternyata mayoritas ibu menyusui pada responden penelitian ini menunjukkan tidak mendapat dukungan ini,” kata Ray Wagiu Basrowi, doktorpendiri HCC, melalui siaran pers yang diterima Rabu, 10 Agustus 2022. 

Ketika dukungan tersebut hilang dan ibu menyusui merasa tidak bahagia dengan proses laktasi, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu memandang bahwa potensi gagal ASI sangat besar dan ibu juga bisa mengalami konsekuensi stres.

“Ketika ibu menyusui kehilangan core support terutama dari suami, ini maka proses menyusui kemudian menjadi sekadar menjalankan fungsi biologis memberi makan bayi saja, dan kehilangan esensi untuk memberi kedamaian dan kebahagiaan secara emosional atau psikologi bagi ibu sendiri,” kata dokter yang berijazah Magister Kesehatan Kerja ini.

Studi HCC juga menunjukkan hampir 60 persen atau 6 dari 10 ibu menyusui merasa tidak bahagia dengan proses menyusui selama pandemi, sementara hanya 44 persen ibu menyusui merasa bahagia dalam menjalankan proses menyusui karena dukungan yang optimal.

Ray mengatakan penelitian pada 1.920 responden ibu menyusui itu diketahui bahwa penyebab utama perasaan tidak bahagia adalah karena aspek dukungan yang diharapkan tidak maksimal.

Agar dukungan pada ibu menyusui dimungkinkan, sebanyak lebih dari 80 persen responden menyatakan sangat setuju terhadap peraturan rencana hak cuti 40 hari untuk suami siaga. Menurut 74 persen responden, bahwa hal tersebut berguna untuk mendukung proses pemulihan setelah melahirkan.

Sebanyak 95 persen responden juga setuju terhadap peraturan rencana cuti 6 bulan untuk ibu menyusui. Kebijakan tersebut dianggap oleh 83 persen responden dapat mendukung proses menyusui secara lebih optimal dan 33 persen responden meyakini kebijakan tersebut menjadi jaminan agar tetap memiliki pekerjaan saat proses adaptasi menyusui.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Associate researcher HCC Bunga Pelangi menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan model sosio-ekologi. Melalui metode tersebut, penelitian menunjukkan persepsi positif dapat memotivasi agar anggota keluarga mendukung ibu dalam memberikan ASI.

“Metode penelitian ini sudah valid untuk mendapat data superfisial terkait faktor dan aktor siapa saja yang bisa mendukung ibu menyusui untuk sukses menyusui dan tentunya tetap membuat ibu bahagia dan sehat,” kata Bunga yang lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.

Berdasarkan hasil penelitian, HCC turut memberi rekomendasi agar upaya edukasi di fasilitas kesehatan dapat melibatkan pesan kunci terkait dukungan psikologis dan pelibatan suami serta anggota keluarga.

Selain itu, menurut HCC, diperlukan dukungan psikologis dengan penyediaan konseling ASI secara daring maupun langkah taktis mendukung psikologis ibu menyusui di tingkat keluarga, serta diperlukan pendekatan keluarga dalam memberdayakan setiap anggota keluarga untuk mendukung ibu memberikan ASI.

ANTARA

Baca juga: Ibu Menyusui, Ini Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Dihindari agar ASI Lancar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

1 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

2 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

5 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

10 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

11 hari lalu

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

Berikut tips untuk ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadan. Upayakan tidak telat sahur dan berbuka puasa agar cairan tetap tercukupi dalam sehari.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

15 hari lalu

Relawan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa memeriksa kesehatan ibu menyusui penyintas Covid-19 di RW 07 Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. Monitoring dan edukasi kesehatan ini dilakukan dalam rangka Pekan ASI Sedunia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa Ramadan, ada alasan medis dibaliknya.


Benarkah Ibu Menyusui Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan?

17 hari lalu

Ilustrasi ruang menyusui/laktasi di kantor. ELIZABETH FLORES/STAR TRIBUNE
Benarkah Ibu Menyusui Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan?

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa saat bulan Ramadhan, namun jika berpuasa pun tidak mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.