TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh manusia memiliki cara untuk memperingatkan bahwa ada sesuatu yang salah. Peringatan itu berupa tanda dan gejala yang harus selalu diperhatikan, termasuk saat menstruasi.
Mengenai kesehatan menstruasi, Dhivya R, dokter kandungan dan ginekolog (konsultan) di India, mengatakan bahwa banyak yang tidak mengetahui gejala yang membayangi dari kondisi medis tertentu. "Gejala-gejala itu ternyata menjadi 'bendera merah' selama menstruasi yang tidak perlu ragu untuk dibicarakan dengan OB-GYN," kata dia, dikutip dari Indian Express.
Dhivya membuat daftar lima tanda bahaya selama menstruasi yang harus diwaspadai.
1. Kram menstruasi
“Beberapa beruntung dengan kram minimal. Untuk sebagian besar perempuan, itu bisa bertahan selama sekitar 5 hari. Jika kram sangat parah sehingga memengaruhi rutinitas harian, maka itu adalah masalah. Bahkan setelah minum obat penghilang rasa sakit tapi masih tidak tertahankan, Anda mungkin memiliki kondisi seperti fibroid, adenomiosis atau endometriosis, yang memerlukan perhatian medis," kata dia.
2. Warna dan konsistensi
Warna darah menstruasi menunjukkan banyak hal tentang kesehatan. Warna yang ideal, kata Dhivya, adalah merah cranberry.
“Jika lebih gelap, dengan fitur gumpalan yang lebih tebal atau terlalu banyak gumpalan, Anda perlu mewaspadai gangguan hormonal, atau bahkan fibroid rahim. Jangan panik, kebanyakan dari mereka jinak, tetapi bisa menyakitkan. Di sisi lain, jika warnanya merah muda, berair, Anda mungkin mengalami ketidakseimbangan nutrisi atau berisiko PCOS. Sebaiknya periksakan ke dokter.”
3. Aliran darah menstruasi
Aliran rata-rata selama menstruasi adalah sekitar 60ml-80ml; jika wanita mengalami aliran yang deras (lebih dari 80ml, yang berlangsung selama lebih dari 7 hari, atau keduanya), dan terjadi terus-menerus, itu dapat menyebabkan anemia dan masalah kesuburan, kata Dhivya.
Fibroid rahim, masalah dengan pembekuan, masalah dengan lapisan rahim atau endometriosis, dll, bisa menjadi penyebabnya.
Sementara, haid yang sangat ringan bisa jadi karena berbagai sebab, mulai dari ketidakseimbangan hormon, PCOS atau ketidakseimbangan nutrisi. Jika perubahan ini terlihat pada wanita di atas 40 tahun, dengan aliran yang tidak teratur, mereka harus mencari nasihat medis karena kemungkinan kanker endometrium, polip serviks atau kondisi prakanker seperti hiperplasia tinggi, tambahnya.
4. Frekuensi haid
Periode menstruasi rata-rata berlangsung sekitar 21 hingga 35 hari. Ketidakteraturan bisa karena ovarium polikistik, penurunan berat badan yang ekstrem, kehamilan, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Pil KB dapat menyebabkan bercak ringan di antara periode menstruasi. Jika bercak tanpa minum pil, pendarahan setelah berhubungan seks atau di antara menstruasi, perlu evaluasi karena bisa menjadi gejala kanker atau pra-kanker, infeksi atau ketidakseimbangan hormon, kata dokter.
5. Menstruasi yang terlewat
“Terlewatnya menstruasi biasanya didasarkan pada asumsi bahwa seorang wanita hamil. Tapi, itu bukan satu-satunya alasan. Stres, PCOS, aktivitas atletik, penurunan atau penambahan berat badan secara tiba-tiba, dan pil kontrasepsi tertentu terkadang dapat menghentikan menstruasi. Kebanyakan wanita mengalami menopause pada usia 50-an, meskipun menopause dini dapat terjadi pada usia 20-an atau 30-an karena beberapa kondisi medis atau faktor gaya hidup, seperti penyakit autoimun, merokok, atau kegagalan ovarium prematur,” kata dokter itu.
Baca juga: IUD Bikin Pendarahan, Flek atau Menstruasi Tidak Teratur Ini Sebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.