TEMPO.CO, Jakarta - Stres dapat mengganggu tidur, menyebabkan otot terasa tegang, dan bahkan membuat jantung Anda berdebar kencang. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan sembelit atau konstipasi.
"Sembelit adalah buang air besar lebih jarang dari sekali setiap tiga hari atau mengalami kesulitan atau ketidaknyamanan dalam buang air besar yang keras," asisten klinis profesor gastroenterologi emeritus David Clarke, seperti dilansir dari laman Pop Sugar.
Saat Anda mengalami konstipasi, tinja biasanya kering dan kental, dan mungkin sangat menyakitkan saat keluar. Meskipun gangguan gastrointestinal seperti irritable bowel syndrome (IBS) dapat menyebabkan konstipasi kronis, ada kemungkinan besar bahwa situasi stres dan penuh kecemasan dapat menyebabkan Anda merasa tertekan.
Stres dapat berdampak serius pada kesehatan usus Anda, yang menyebabkan masalah seperti sembelit. "Ketika stres mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang memberitahu kita untuk melawan atau melarikan diri, usus melambat karena Anda tidak ingin usus Anda bergerak ketika sumber daya tubuh dibutuhkan di tempat lain untuk mengatasi situasi stres," kata Dr. Clarke. .
Meskipun stres dapat secara langsung memberi sinyal pada sistem saraf Anda untuk memperlambat buang air besar, ada cara lain sembelit dapat dikaitkan dengan stres. Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa Anda meraih makanan olahan yang manis daripada biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang kaya serat saat Anda merasa stres, atau Anda mungkin kesulitan berolahraga karena jadwal Anda yang padat. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga ringan sekalipun, seperti bersepeda atau jogging, dapat membantu usus bergerak lebih efisien.
Seringkali tidak ada perbaikan sederhana atau cepat untuk mengelola stres, tetapi penting bagi Anda untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, apakah itu berarti melakukan meditasi atau yoga, menetapkan batasan di tempat kerja atau di rumah, atau menemui dokter atau terapis untuk menggali lebih dalam hal-hal yang menyebabkan Anda merasa stres kronis. Sementara itu, Anda perlu memastikan bahwa Anda memenuhi kebutuhan paling dasar Anda.
Hal itu berarti tetap berolahraga, minum banyak air, dan makan makanan yang sehat dan seimbang. "Tingkatkan asupan makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, labu, beri, sayuran hijau, biji-bijian, biji-bijian, sereal berserat tinggi, buah, kacang-kacangan, dan alpukat," kata Dr. Clarke. Kebiasaan sehat ini kemungkinan akan meringankan sembelit, tetapi jika gejala Anda berlanjut selama lebih dari beberapa minggu, buatlah janji dengan dokter Anda.
Baca juga: Kebiasaan Sederhana di Pagi Hari yang Bisa Mengatasi Sembelit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.