TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 1 dari 160 anak memiliki gangguan spektrum autisme. Gangguan ini ditandai dengan tingkat kesulitan interaksi sosial dan komunikasi, pola aktivitas dan perilaku yang tidak biasa seperti kesulitan dengan transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, dan reaksi yang tidak biasa terhadap sensasi.
Meski memiliki sejumlah tanda yang berbeda, autisme seringkali tidak terdiagnosis, padahal kondisi ini sebenarnya dapat dideteksi sejak usia dini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menulsikan, gangguan spektrum autisme dimulai sebelum usia 3 tahun dan dapat berlangsung seumur hidup, meskipun gejalanya dapat membaik seiring waktu. “Sebagian anak menunjukkan gejala dalam 12 bulan pertama kehidupan, sementara pada anak yang lain, gejala mungkin tidak muncul sampai 24 bulan atau setelahnya," demikian penjelasan CDC.
Gejala inti gangguan spektrum autisme dikategorikan ke dalam komunikasi atau interaksi sosial dan pola perilaku yang membatasi dan/atau berulang.
Komunikasi sosial seringkali menjadi tantangan besar bagi penyandang autisme. Ciri-cirinya adalah menghindari kontak mata, kurang ekspresi wajah, tidak menunjukkan gerak tubuh yang terlihat, dan menunjukkan sedikit minat pada teman sebaya.
Autisme dapat didiagnosis sejak usia dini karena banyak gejala seperti tidak menanggapi nama, tidak bereaksi ketika seseorang di sekitarnya terluka, tidak menunjukkan minat pada permainan seperti anak-anak lain yang terlihat sejak usia 12 bulan.
Beberapa gejala autisme jauh berbeda dari yang lain. Misalnya, kecenderungan seperti echolalia atau mengulang kata atau frasa, mengikuti rutinitas atau kebiasaan tertentu dan menjadi jengkel jika tidak sesuai, menunjukkan reaksi yang tidak biasa terhadap sensasi tertentu seperti bau, rasa, atau bahkan sentuhan.
Menurut para ahli, autisme sulit dideteksi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun tetapi diagnosis mungkin dilakukan pada usia 2 tahun jika gejalanya diidentifikasi dengan benar. "Sekitar seperempat dari anak-anak dengan gangguan spektrum autisme akan dilaporkan mengalami kemunduran dalam bahasa atau keterampilan sosial, biasanya antara usia 18 dan 24 bulan," menurut laporan American Academy of Pediatrics.
Anak-anak dengan gangguan autisme juga bisa mengalami epilepsi, depresi, kecemasan dan gangguan perhatian defisit hiperaktif. Selain itu, pengidapnya bisa memiliki perilaku menantang seperti sulit tidur dan melukai diri sendiri.
Selain masalah kognitif dan perilaku sosial, gejala biologis seperti masalah pencernaan juga sering terlihat pada anak-anak ini. Menurut laporan, gangguan gastrointestinal seperti sembelit, sakit perut, gastroesophageal reflux dan radang usus hampir delapan kali lebih sering di antara anak-anak dengan autisme daripada anak-anak lain. Terjadinya masalah usus pada anak-anak tersebut terkait dengan kebiasaan diet selektif mereka dan kurangnya komunikasi yang tepat yang membuat sulit untuk mengetahui gejala apa yang dihadapi anak.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 7 Mitos Seputar Autisme, Kondisi yang Dialami Anak Dian Sastro
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.