TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi virus corona bisa menyebabkan gejala jangka panjang dan pendek. Gejala jangka pendek dapat berlangsung selama 15 hari atau lebih, sementara gejala jangka panjang atau long Covid biasanya muncul setelah 90 hari dari periode infeksi awal dan bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Long Covid biasanya muncul pada orang yang menderita kondisi kesehatan tertentu atau kekebalan yang terganggu sehingga rentan terhadap Covid-19 yang berkepanjangan. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell, ada empat faktor dapat meningkatkan risiko gejala COVID-19 yang bertahan lama.
1. Viral load
Viral load mengacu pada jumlah virus yang ada dalam darah orang yang terinfeksi. Itu ditunjukkan dalam tes RT-PCR, yang merupakan tes standar emas untuk konfirmasi Covid-19. Viral load yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah virus yang ada dalam darah dan lebih tinggi kemungkinan mengalami infeksi parah. Viral load yang tinggi juga berarti lebih mungkin menularkan virus ke orang lain di sekitar.
2. Ada autoantibodi tertentu
Autoantibodi merupakan antibodi yang dibentuk oleh tubuh seseorang sendiri. Autoantibodi ini dapat langsung menghancurkan sel yang mengandung zat tersebut atau dapat mempermudah sel darah putih lain untuk menghancurkannya.
Menurut penelitian, autoantibodi yang menyerang diri sendiri dapat menyebabkan infeksi parah dan bahkan dapat meningkatkan risiko Covid-19 yang berkepanjangan. Ada beberapa teori untuk menjelaskan bagaimana autoimunitas mungkin muncul dari infeksi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang masalah ini sebelum mencapai kesimpulan.
3. Reaktivasi virus lain
Dua penelitian kecil mengungkapkan bahwa infeksi dapat menyebabkan reaktivasi virus lain yang dapat menyebabkan gejala virus corona yang lama dan parah. Virus lainnya disebut virus Epstein-Barr (EBV), sejenis virus herpes yang dapat menyebabkan demam kelenjar. Gejala infeksi virus ini sangat mirip dengan gejala long Covid-19. Pasien yang telah terinfeksi virus Epstein-Barr di usia muda lebih rentan terhadap pengaktifan kembali virus ini akibat infeksi Covid-19.
4. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang tidak dapat diobati. Kondisi seumur hidup ini hanya dapat dikelola dengan melakukan perubahan gaya hidup dan minum obat tepat waktu.
Kadar gula darah tinggi yang tidak dikelola dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain dan mempengaruhi organ lain seperti ginjal, hati, jantung dan saraf. Didiagnosis dengan diabetes untuk waktu yang lama dapat mengurangi sistem respons kekebalan. Faktor-faktor ini membuat penderita diabetes lebih rentan untuk mengalami long Covid dan parah.
Tidak ada yang bisa memprediksi apakah akan menderita long Covid atau tidak. Hal yang bisa dilakukan adalah mengikuti protokol virus corona seperti memakai masker, menjaga kebersihan dan menghindari tempat-tempat ramai. Jangan lupa vaksinasi untuk mengurangi risiko infeksi parah dan rawat inap.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 4 Tips Menjaga Diri di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.