TEMPO.CO, Jakarta - Linda Evangelista pernah menjadi salah satu orang yang paling banyak difoto. Namun, selama lima tahun terakhir, supermodel berusia 56 tahun itu merasa paling takut difoto. Dia bahkan hidup dalam persembunyian sebelum akhirnya keluar dan siap berbagi kisahnya.
Linda menceritakan penyebab dia harus bersembunyi dari sorotan publik dalam cerita sampul majalah People edisi pekan ini. Menurut dia, penyebabnya adalah perawatan CoolSculpting yang dia jalani beberapa tahun lalu. Dia mengklaim prosedur alternatif sedot lemak dengan membekukannya terlebih dahulu itu membuat dia cacat permanen.
Dia sempat mengajukan gugatan pada September menuntut perusahaan induk CoolSculpting, Zeltiq Aesthetics Inc., sebesar $50 juta atau sekitar Rp715 miliar sebagai ganti rugi. Dia mengaku tidak dapat bekerja sejak menjalani tujuh sesi CoolSculpting di salah satu klinik pada 2015 hingga Februari 2016.
"Saya senang berada di atas catwalk. Sekarang saya takut bertemu dengan orang yang saya kenal," katanya kepada People sambil menangis. "Saya tidak bisa hidup seperti ini lagi, dalam persembunyian dan rasa malu. Saya tidak bisa hidup dalam rasa sakit ini lebih lama lagi. Akhirnya saya bersedia untuk berbicara."
Dalam tiga bulan setelah perawatan, Evangelista mengatakan melihat tonjolan di dagu, paha, dan area bra. Area yang sebenarnya ingin dia kecilkan itu tiba-tiba tumbuh dan mengeras, kemudian mati rasa.
"Saya mencoba memperbaikinya sendiri, mengira saya melakukan sesuatu yang salah," kata Evangelista, dan dia mulai berdiet dan berolahraga lebih banyak. "Saya sampai tidak makan sama sekali. Saya pikir saya kehilangan akal sehat."
Akhirnya, pada Juni 2016 dia berobat ke dokter. Lalu dokter mendiagnosisnya dengan Paradoxical adipose hyperplasia (PAH). “Dia mengatakan bahwa tidak ada jumlah diet, dan tidak ada olahraga yang akan memperbaikinya."
PAH adalah efek samping langka yang mempengaruhi kurang dari 1 persen pasien CoolSculpting, di mana proses pembekuan menyebabkan jaringan lemak yang terkena menebal dan mengembang. "Itulah bagian yang menjengkelkan," kata Alan Matarasso, seorang ahli bedah plastik New York City dan profesor di Northwell School of Medicine.
“Pasien masuk untuk mengecilkan sesuatu, dan sekarang membesar. Dan masalah dengan PAH adalah, dalam beberapa kasus, itu mungkin tidak hilang. Dalam banyak kondisi, area yang terkena tidak lagi dapat menerima sedot lemak seperti sebelumnya," kata Matarasso.
Dalam sebuah pernyataan, perwakilan CoolSculpting mengatakan prosedur itu telah diteliti dengan baik dengan lebih dari 100 publikasi ilmiah dan lebih dari 11 juta perawatan dilakukan di seluruh dunia. “Efek samping langka yang diketahui seperti PAH didokumentasikan dengan baik di informasi CoolSculpting untuk pasien dan penyedia layanan kesehatan,” menurut mereka.
Disetujui FDA pada 2010, CoolSculpting menggunakan proses yang dikenal sebagai cryolipolysis. Berdasarkan cara radang dingin yang dialami manusia, prosedur ini dilakukan dengan alat yang mendinginkan lemak ke suhu di bawah titik beku. Studi menunjukkan bahwa perawatan ini dapat mengurangi timbunan lemak yang ditargetkan hingga 20 persen.
"Saya menganggapnya sebagai pengobatan yang aman dan efektif yang bermanfaat dan memiliki tingkat kepuasan pasien yang tinggi," kata Sue Ellen Cox, seorang dokter kulit di Chapel Hill, N.C., yang telah melakukan uji klinis atas nama CoolSculpting dan mengatakan bahwa dia telah berhasil melakukan prosedur tersebut ribuan kali.
Evangelista mengklaim bahwa ketika dokternya menghubungi CoolSculpting tentang PAH-nya, perusahaan mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin memperbaikinya dan menawarkan untuk membayar sedot lemak dengan ahli bedah yang dipilih perusahaan. Tapi dia memilih melakukan perawatan dengan membayar sendiri.
Setelah operasi, Evangelista mengatakan, dia harus memakai pakaian kompresi, ikat pinggang dan tali dagu selama delapan minggu. Jika tidak, PAH mungkin akan kembali bahkan lebih buruk.
Meski dia mengaku tidak mengenali dirinya secara fisik atau psikis, dia tetap optimis bahwa berbagi traumanya akan memberikan kenyamanan kepada orang lain yang menderita situasi serupa.
"Saya harap saya bisa melepaskan diri dari rasa malu dan membantu orang lain yang berada dalam situasi yang sama dengan saya," kat Linda Evangelista. "Itulah tujuanku."
Baca juga: Linda Evangelista Ungkap Efek Menyakitkan dan Agarofopia setelah Sedot Lemak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.