TEMPO.CO, Jakarta - Sudah berlari cukup jauh dari rumah, tiba-tiba merasa ingin buang air besar. Pernah merasakan hal seperti itu? Rupanya itu merupakan hal umum di kalangan pelari.
“Lebih dari 80 persen pelari pernah mengalami gangguan pencernaan di beberapa titik,” kata Todd Buckingham, PhD, ahli fisiologi olahraga utama untuk Mary Free Bed Sports Rehabilitation di Amerika Serikat, dilansir dari Livestrong, Rabu, 26 Januari 2022.
Dia mengungkap tiga penyebab utama munculnya rasa ingin ke kamar mandi saat berlari.
1. Guncangan tubuh saat berlari
Getaran, hentakan, sentakan naik-turun karena berlari yang dirasakan di seluruh tubuh dapat memicu keinginan untuk buang air besar.
"Setiap serangan kaki mengguncang dan mendorong organ dalam tubuh, mempercepat turunnya kotoran," kata Buckingham. "Ini menyebabkan kejang dan kontraksi terjadi di usus besar dan rektum, yang dapat membuat orang lebih rentan ingin buang air besar."
Pelari lebih rentan terhadap efek ini daripada atlet lainnya. "Berlari lebih menggelegar secara fisik daripada olahraga lain, seperti bersepeda atau berenang," kata Buckingham.
2. Adrenalin mengalir
Saat berolahraga, otak melepaskan hormon adrenalin, juga disebut epinefrin. Adrenalin meningkatkan detak jantung, memberikan aliran darah ekstra ke otot-otot yang terlibat sehingga bisa berlari dengan kecepatan dan kekuatan yang lebih besar.
Berlari dalam perlombaan bisa memicu keluarnya adrenalin jauh lebih tinggi daripada saat berlari sehari-hari. Dikenal sebagai hormon "lawan atau lari", adrenalin juga melonjak saat sedang stres.
Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menjelaskan mengapa adrenalin menyebabkan buang air besar, ada spekulasi yang dipercaya ahli. "Satu teori mendalilkan bahwa pada zaman prasejarah ketika manusia gua berlari dari harimau gigi pedang, adrenalin menyebabkan mereka buang air besar sehingga mereka akan lebih ringan dan bisa melarikan diri lebih cepat," kata Buckingham.
3. Pencernaan sedang lambat
Olahraga mengubah aliran darah ke seluruh tubuh. "Aliran darah dialihkan ke mana pun oksigen paling dibutuhkan," kata Buckingham. "Jadi jika berlari, lebih banyak darah mengalir ke kaki, sementara jumlah yang menuju ke sistem pencernaan terbatas."
Akibatnya, kecepatan pencernaan melambat dibandingkan saat istirahat. Banyak yang berasumsi bahwa pencernaan yang lebih lambat akan kecil kemungkinannya untuk buang air besar, tetapi sebenarnya itu meningkatkan kemungkinan terkena diare karena sistem pencernaan tidak dapat berfungsi efisien.
"Selain itu, hormon yang dikeluarkan selama berolahraga menyebabkan lebih banyak air yang dilepaskan ke sistem pencernaan," kata Buckingham. "Ini menyebabkan bolus [makanan yang dikunyah] menjadi lebih cair, yang menyebabkan tinja menjadi encer,” kata dia. Saat feses tidak padat, saat itulah perasaan ingin buang air besar muncul.
Baca juga:
4 Hal yang Harus Diperhatikan Wanita saat Lari, Terutama Payudara dan Miss V
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.