TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan energi dan meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Tapi, seberapa banyak waktu yang dibutuhkan tidur atau jam berapa sebaiknya memejamkan mata selalu jadi pertanyaan dan sering kali jadi mitos.
Dilansir dari Mind Body Green, inilah mitos waktu tidur yang perlu diluruskan.
1. Tidur jam berapa saja asal cukup lama
Ada mitos bahwa selama tidur delapan jam, meskipun pada waktu yang berbeda setiap hari, tidak masalah. Durasi tidur memang penting, tapi keteraturan tak kalah penting. Sebab, waktu tidur bisa mempengaruhi ritme sirkadian, dan jika ritme sirkadian tidak selaras, itu dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, kata Nishi Bhopal, psikiater khusus pengobatan tidur.
2. Butuh tidur delapan jam setiap malam
Ada mitos yang beredar bahwa orang membutuhkan delapan jam tidur. Tapi, Michael Breus, psikolog klinis dan spesialis tidur, mengatakan bahwa kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Delapan jam belum tentu durasi yang dibutuhkan semua orang. Faktanya, setiap orang mengalami lima siklus tidur setiap malam yang masing-masing berdurasi 90 menit. Jadi, jika dikalikan, orang butuh sekitar 7,5 jam tidur setiap malam. Kebutuhan tidur setiap orang juga berubah seiring waktu, tergantung pada musim atau usia.
3. Alkohol bikin cepat tidur
Banyak orang yang percaya bahwa mengonsumsi alkohol sebelum tidur membantu tidur lebih cepat. memang alkohol dapat membuat tertidur lebih cepat tetapi memiliki efek negatif pada kualitas tidur. Menurut pakar tidur Li Aslund, studi telah mengungkapkan bahwa waktu yang dihabiskan dalam tidur REM (tahap tidur di mana mimpi terjadi) berkurang setelah minum alkohol.
4. Tidur siang bisa menggantikan tidur malam
Belum tentu tidur siang bisa menggantikan tidur malam, kata dokter Nishi Bhopal. Tidur siang memang berguna jika dilakukan dengan benar. Tapi jika setiap siang merasa selalu perlu tidur siang, itu pertanda tidak cukup tidur di malam hari atau tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik. Fokusnya adalah tidur berkualitas, durasi yang cukup, dan jadwal yang konsisten. Tidur siang dapat digunakan sebagai tambahan, bukan pengganti tidur malam.
5. Tidur akhir pekan bisa menggantikan kurang tidur di hari kerja
Hampir tidak mungkin untuk mengejar ketinggalan tidur, kata Michael Breus. Konsistensi jadwal tidur sebenarnya yang memberi energi dan membuat merasa lebih baik. Jika setiap hari memiliki jadwal tidur yang teratur, seseorang akan memiliki lebih banyak energi dan dan butuh lebih sedikit tidur.
Baca juga: 3 Alasan Sulit Tidur Malam Hari, dari Ritme Sirkadian hingga Masalah Kesehatan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.