Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi Belum Usai, 5 Merek Fashion Ini Terpaksa Tutup di 2021

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Department store Debenhams Senayan City Mall menggelar beragam diskon sebelum menutup gerainya pada akhir tahun ini. Diskon berlangsung hingga esok, Ahad, 31 Desember 2017. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Department store Debenhams Senayan City Mall menggelar beragam diskon sebelum menutup gerainya pada akhir tahun ini. Diskon berlangsung hingga esok, Ahad, 31 Desember 2017. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 membawa dampak negatif bagi ekonomi. Banyak industri yang terpaksa gulung tikar di 2021, termasuk fashion. Beberapa yang mampu bertahan harus menyusun ulang strategi produksi hingga pemasaran agar bisnis tetap berjalan.

Beberapa merek fashion ini harus menutup tokonya karena beban finansial, ada yang menangguhkan bisnisnya, tapi ada yang memutuskan menutupnya secara permanen.

Berikut adalah lima merek fashion global yang menutup tokonya sepanjang 2021, yang dirangkum Antara dari berbagai sumber.


1. Fenty Fashion House

Fenty Fashion House merupakan lini bisnis fesyen yang dirilis Rihanna bersama merek mode premium LVMH pada 2019. Fenty House memproduksi pakaian, sepatu, dan berbagai aksesori premium.

Pendirian label tersebut membawa sejarah baru di industri fashion sebagai merek mewah pertama yang dijalankan oleh perempuan kulit hitam.

Pada awalnya Fenty House diluncurkan sebagai toko pop-up di Paris hingga selanjutnya dibuka di seluruh dunia sebagai toko online pada akhir Mei 2019.

Sayangnya, lini fesyen ini tidak sesukses bisnis Fenty yang lain, seperti lini kosmetik Fenty Beauty dan lini pakaian dalam Savage X Fenty. Pada Februari tahun ini, Fenty Fashion House mengumumkan penutupan bisnisnya dan akan ditangguhkan dalam jangka waktu tidak terbatas.

Sebelum tutup, Fenty House sempat mengeluarkan koleksi sepatunya pada November 2020, berkolaborasi bersama desainer Amina Muaddi.

2. Christopher & Banks

Perusahaan ritel asal Amerika yang memproduksi pakaian perempuan ini mengajukan kebangkrutan pada Januari dan semua tokonya ditutup pada Februari. Kondisi pandemi COVID-19 yang tidak stabil disebut berdampak pada kerugian finansial perusahaan.

Mulanya perusahaan ini didirikan dengan nama Braun's Fashions pada 1956, merujuk pada nama sang pendiri Gil Braun. Bisnis ini kemudian berubah menjadi perusahaan publik pada 1992 dan mengganti nama mereknya dengan Christopher & Banks pada 2000.

Christopher & Banks memiliki 320 toko di 27 negara bagian AS. Perusahaan mengkhususkan diri dalam memproduksi pakaian untuk perempuan kisaran usia 35 hingga 55 tahun dengan harga terjangkau.

3. Debenhams

Setelah 243 tahun berdiri, jaringan department store ikonik Inggris Debenhams menutup 124 toko fisik di Inggris tahun ini. Perusahaan yang didirikan pada 1778 ini selama beberapa tahun terakhir menghadapi kesulitan finansial, diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Januari, Debenhams telah menutup 6 toko di Inggris secara permanen. Masih pada bulan yang sama, perusahaan mengumumkan bahwa Boohoo telah membeli merek dan situs web Debenhams seharga 55 juta pound atau sekitar Rp1 triliun. Boohoo kemudian meluncurkan kembali situs web merek tersebut dengan nama Debenhams.com pada April.

Meski demikian, usaha penyelamatan bisnis itu tidak mampu mempertahankan 118 toko yang tersisa. Penutupan ratusan toko tersebut menyebabkan 12.000 orang kehilangan pekerjaan.

4. Eddie Bauer Jepang

Merek fashion kasual asal Amerika ini mengumumkan penutupan semua toko fisik yang berjumlah 60 toko dan situs belanja daring di Jepang pada akhir Desember.

Pengumuman tersebut menandakan merek Eddie Bauer akan keluar dari pasar Jepang. Produk Eddie Bauer diperkenalkan di Jepang pada 1990-an.

Perusahaan ritel ini didirikan oleh Eddie Bauer di Seattle, AS, pada 1920. Merek fesyen ini menjual jaket bulu angsa pertama di AS. Pada 1942 saat perang dunia kedua, Eddie Bauer merancang jaket khusus untuk Angkatan Darat AS.

5. MUJI Indonesia

Setelah lebih dari 12 tahun hadir di Indonesia, merek fashion dan retail asal Jepang ini menutup toko terakhirnya di Mall Grand Indonesia dan menghentikan seluruh operasional perusahaan pada Maret. Toko MUJI di Indonesia pertama kali dibuka di Plaza Indonesia pada Oktober 2009.

Perusahaan yang didirikan pada 1980 ini dikenal dengan produk-produk bergaya minimalis. Selain mengembangkan produk fashion, MUJI juga mengeluarkan produk gaya hidup lainnya seperti peralatan rumah tangga, peralatan dapur, perabotan, kosmetik, alat tulis, elektronik, dan makanan.

Baca juga: Kalah Saing, 7 Brand Fashion Global Ini Alami Kesulitan di 2019

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

3 hari lalu

Suasana penjualan sepatu Bata di Pasar Baru, Jakarta, Senin 6 April 2024. Akibat terus merugi karena permintaan yang menurun, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi


Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

7 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

10 hari lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

10 hari lalu

Model memperagakan busana saat mengikuti acara Embrance The Spirit of The Dragon Lunar Year di Sarinah Mall, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. Gelaran tersebut diikuti oleh sejumlah desainer ternama seperti Amanda Hartanto, Batik Chic, Brainstones, Ciel, Ghea, Goldmart, Roemah Kebaya, hingga Tulola. TEMPO/ Febri Angga Palguna
5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

14 hari lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

16 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

17 hari lalu

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


Pasca-Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

19 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca-Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

23 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee