Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Halima Aden Kembali ke Industri Fashion setelah Setahun Pensiun sebagai Model

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Model AS-Somalia, Halima Aden tampil dalam peragaan busana Max Mara saat Milan Fashion Week di Milan, 23 Februari 2017.  Ia merupakan model berhijab pertama yang tampil di catwalk pekan mode. Miguel MEDINA/AFP
Model AS-Somalia, Halima Aden tampil dalam peragaan busana Max Mara saat Milan Fashion Week di Milan, 23 Februari 2017. Ia merupakan model berhijab pertama yang tampil di catwalk pekan mode. Miguel MEDINA/AFP
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHalima Aden dikenal sebagai supermodel berhijab pertama di industri fashion. Perempuan berdarah Somalia – Amerika ini sudah berjalan di runway untuk Yeezy dan Alberta Ferretti, berpose untuk British Vogue, Sports Illustrated Swimsuit Issue dan banyak lagi. Dia mengejutkan penggemar dengan pernyataannya berhenti jadi model catwalk karena alasan konflik dengan keyakinan agamanya.

“Mereka bisa menelepon saya besok dan bahkan untuk US$ 10 juta (sekitar Rp 144 miliar) saya tidak akan pernah mengambil risiko mengorbankan jilbab saya lagi,” ujar Halima di Instagramnya saat itu.

Setahun kemudian, dia kembali ke dunia fashion, tapi pekerjaan utamanya bukan sebagai supermodel lagi. Dia berharap, kembalinya dia ke industri ini bisa membuat perubahan tanpa harus mengubah dirinya.

“Saya ingin kembali melakukan pekerjaan yang saya sukai dengan merek yang memiliki nilai inti yang sama dengan saya,” katanya kepada Page Six Style, Kamis, 16 Desember 2021.

"Penting bagi saya bahwa saya kembali dengan cara saya sendiri, dan saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal dengan cara saya."

Untuk permulaan, dia bekerja sama dengan Vita Coco sebagai juru bicara inisiatif dampak sosial merek tersebut, Vita Coco Project, yang mendukung komunitas petani kelapa di Filipina dan Sri Lanka.

Dia juga baru-baru ini dinobatkan sebagai duta merek global pertama di Modanisa, peritel mode sederhana. “Saya menjadi sangat sadar dengan siapa saya bermitra dan apa yang menyebabkan saya mendukung,” kata Aden.

Dan meskipun tidak semua pengalaman modelingnya positif, perempuan 24 tahun itu menyadari dampak ketenarannya terhadap orang lain yang memiliki keyakinan yang sama dengannya.

“Sebagai seorang gadis kecil yang tumbuh dewasa, saya tidak pernah melihat seseorang yang terlihat seperti saya sedang dirayakan di majalah atau di televisi,” kata Aden, yang lahir di kamp pengungsi di Kenya dan pindah ke Minnesota bersama keluarganya pada usia 6 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Bahkan, ketika saya melihat representasi perempuan Muslim, itu biasanya di berita yang berkaitan dengan penindasan, yang bukan pengalaman mengenakan jilbab,” tambahnya.

"Sebagai orang dewasa, saya sangat bangga menjadi wanita Muslim pertama di banyak tempat karena sebagai seorang anak, saya tidak pernah berpikir itu akan mungkin."

Tetapi Aden percaya bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan dalam hal keragaman dan inklusi. Butuh upaya komunitas untuk mendorong perubahan yang nyata dan tahan lama.”

Pekerjaannya mungkin menuntut dia kembali ke runway suatu saat, tapi Halima Aden percaya bahwa dia bisa mengubah aturannya, bukan mengubah dirinya.  “Jangan merasa harus menyesuaikan diri untuk berbaur; sebaliknya, banggalah dengan siapa kamu dan dari mana kamu berasal. Setiap orang dilahirkan untuk menonjol, dan kita semua harus merangkul perbedaan satu sama lain. Dunia akan menemui kamu di tempat kamu berdiri.”

Baca juga: Halima Aden Berhenti dari Industri Fashion Demi Hijabnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

2 hari lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

2 hari lalu

Model memperagakan busana saat mengikuti acara Embrance The Spirit of The Dragon Lunar Year di Sarinah Mall, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. Gelaran tersebut diikuti oleh sejumlah desainer ternama seperti Amanda Hartanto, Batik Chic, Brainstones, Ciel, Ghea, Goldmart, Roemah Kebaya, hingga Tulola. TEMPO/ Febri Angga Palguna
5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.


Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Ilustrasi paspor. shutterstock.com
Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

6 hari lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.


Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

9 hari lalu

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

15 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

23 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

28 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

32 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

43 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.