TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas menjadi permasalahan umum di berbagai negara. Ini patut menjadi perhatian mengingat kondisi ini meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan demensia. Salah satu solusinya adalah mengenali alasan utama obesitas.
Ahli bedah bariatrik di Amerika Serikat Mir Ali mengatakan obesitas dilihat dari indeks massa tubuh atau body mass index (BMI). Kisaran normal untuk BMI adalah 18 hingga 25. BMI di atas 25 dianggap kelebihan berat badan. “Aika seseorang memiliki BMI lebih dari 30, itu dianggap obesitas, dan mereka berisiko mengalami masalah kesehatan karena berat badan mereka," kata Ali, dikutip dari eatthis.com, Ahad, 12 Desember 2021.
Penyebab utama kelebihan berat badan adalah mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang mereka keluarkan. "Banyak yang berkaitan dengan kualitas diet dan berbagai kebiasaan yang dapat dilakukan orang, seperti ngemil secara teratur," kata JoAnn Manson, profesor kedokteran di Harvard Medical School, Amerika Serikat.
Tapi tidak semua kalori diciptakan sama. Beberapa makanan yang diproses, termasuk karbohidrat sederhana, permen, makanan ringan kemasan, dan makanan cepat saji, tidak membuat kenyang sehingga ada keinginan makan terus-menerus.
Pola makan dengan banyak makanan olahan seperti keripik, kue, dan makan malam di depan TV akan meningkatkan gula darah seseorang, yang dapat menyebabkan insulin melonjak dan sering muncul rasa lapar. "Makanan seperti itu tidak cenderung membuat kenyang, jadi kamu cenderung makan berlebihan," kata Manson.
Para ahli mengatakan tidak ada obat ajaib (atau diet) untuk menurunkan berat badan. Kuncinya adalah mengonsumsi lebih sedikit kalori. "Yang benar adalah, hampir semua diet akan berhasil [untuk menurunkan berat badan] jika membantu mengonsumsi lebih sedikit kalori," menurut Harvard Medical School.
Jadi, pilih makan kalori berkualitas tinggi, seperti yang disediakan oleh diet Mediterania, yang menekankan buah-buahan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun, sementara rendah daging merah, daging olahan, dan makanan olahan. Untuk camilan, alih-alih permen atau keripik kentang, cobalah kacang, buah, atau sayuran tanpa tepung dengan saus berbasis yogurt.
Makanan pokok yang sehat juga lezat dan memuaskan, tanpa perlu repot menghitung kalori. "Kualitas makanan jauh lebih penting daripada kuantitas kalori," kata Manson. “Diet berkualitas tinggi hampir secara otomatis mengarah pada kontrol kalori yang lebih baik.”
Baca juga: Hati-Hati, Wanita Obesitas Lebih Rentan Mengidap Kanker Payudara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.