TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki berat badan yang berlebih nyatanya memiliki dampak yang tak baik, salah satunya adalah meningkatkan risiko kanker payudara. Ada bukti yang menunjukkan bahwa wanita obesitas pasca-menopause memiliki risiko yang lebih tinggi 20-40 persen terkena kanker payudara, menurut National Cancer Institute. Namun, ini tidak berlaku untuk wanita dengan usia yang lebih muda.
Sejumlah penelitian membuktikan hubungan antara indeks massa tubuh yang lebih tinggi dengan kejadian kanker payudara. Obesitas dan penambahan berat badan juga menyumbang angka kematian pada penyakit tersebut.
Alasannya, jumlah lemak tubuh yang berlebih dapat memperbanyak kadar estrogen dalam tubuh wanita, yang akhirnya bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Estrogen merupakan hormon yang dapat membuat reseptor hormon positif kanker payudara berkembang dan tumbuh. Begitu pula soal peningkatan kadar insulin pada wanita gemuk yang juga dapat dikaitkan dengan risiko kanker payudara.
Selain itu, peningkatan kolesterol plasma pada wanita gemuk menyebabkan percepatan pembentukan tumor. Serta, obesitas dapat menyebabkan peradangan kronis tingkat rendah yakni suatu proses dimana tidak berfungsinya kekebalan tubuh yang akhirnya dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker payudara.
Hubungan antara obesitas dengan kanker payudara juga bukan hal yang sederhana. Semua penelitian menunjukkan fakta bahwa risikonya lebih tinggi akan dialami oleh para wanita yang mengalami kenaikan berat badan di usia dewasa, dibandingkan dengan mereka yang memang sudah mengalami obesitas sejak kecil. Wanita yang memiliki lemak ekstra di pinggang juga memiliki risiko lebih tinggi.
American Cancer Society menyarankan perempuan yang kelebihan berat badan meningkatkan rutinitas olahraga. Selain itu, pola makan sehat harus mulai diterapkan agar bisa mengendalikan berat badan dan mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Baca juga: Bulan Peduli Kanker Payudara, Dokter Ungkap 3 Tanda Awal yang Perlu Diwaspadai
LAURENSIA FAYOLA l PINKVILLA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.