Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tips Mengendalikan Kecemasan dan Kekhawatiran di Tengah Penyebaran Omicron

image-gnews
Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama 2 tahun terakhir kecemasan dan kekhawatiran tentang bahaya Covid-19 terus menghantui kita. Pada awal penyebaran Covid-19 pada Maret 2020, kita terpaksa berdiam diri di rumah tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya. Kemudian para ahli mulai mempelajari apa yang menyebabkan virus itu menular termasuk, makan di luar ruangan, berkerumun, dan menjaga jarak.

Pada musim semi, para ahli menemukan harapan menghentikan pandemi dengan bentuk vaksin yang disetujui oleh FDA sampai akhirnya varian Delta membuat cemas dan para ahli masih berusaha untuk menyebarluaskan dosis vaksin ke setiap negara. Namun akhir 2021 dikejutkan dengan munculnya varian Omicron. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan banyak orang. 

"Kecemasan adalah sistem peringatan," kata psikolog klinis, Helene Brenner.  Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan kita akan kemunculan bahaya atau ancaman. Menurut Dr. Branner, setelah mendengar berita tentang pandemi tubuh kita akan bereaksi ketika ketakutan dan merasa terancam salah satunya dengan menimbulkan kecemasan.

Dengan pemikiran ini, psikoterapis dan ahli saraf berlisensi Nan Wise, mengatakan varian COVID yang muncul pada akhirnya merupakan masalah ketidakpastian, itulah sebabnya mereka menyebabkan kecemasan yang membingungkan. Tidak mengetahui apakah varian baru akan lebih menular dan parah dan juga tidak yakin tentang bagaimana vaksin pelindung melawannya adalah pertanyaan dengan jawaban yang tidak pasti, yang hanya akan memicu kecemasan varian COVID.

Tetapi karena kecemasan itu menjadi tujuan yang bermanfaat untuk mengingatkan kita akan bahaya nyata, dan jawaban untuk mengatasinya bukan untuk menghilangkannya, melainkan mempelajari cara untuk menanganinya.

Berikut ini 3 cara mengelola kecemasan akibat varian Omicron menurut pakar kesehatan mental

1. Jangan menekan kecemasan Anda

Tujuan Anda bukan untuk menghilangkan kecemasan varian Covid-19 melainkan untuk menyadarinya dan menanganinya. Carla Marie Manly,  seorang psikoterapis mengatakan, jika ia membaca sesuatu yang membantunya cemas. Dia akan berhenti dan bernafas untuk menanganinya saat itu. "Ketika kita sedang cemas dan melewatinya, kita membantu sistem saraf pusat untuk menurunkan regulasi," kata Manly. Di situ waktunya Anda mengatur kembali pernafasan Anda.

2. Tetap terinformasi, tetapi jangan biarkan berita mengambil alih diri Anda

Terutama dalam hal penyakit mematikan, sangat penting  untuk mengetahui berita terbaru. Karena itu, Anda juga mendapat manfaat dari menjauh dari berita dan media sosial setelah Anda mendapatkan informasi terbaru. Jika tidak, pengalaman berulang kali dibombardir dengan informasi dapat mmempengaruhi emosi kita dan, pada gilirannya, pikiran kita.  "Itu bisa menjadi pemicu stres dengan sendirinya," kata psikoterapis dan ahli saraf berlisensi Nan Wise. "Terlalu banyak media sosial membajak dopamin di otak kita, yang mengganggu kemampuan kita untuk bisa rileks."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Dr. Manly, jawabannya di sini adalah menyadari apa dan berapa banyak yang Anda konsumsi dan kapan. Dia menyarankan untuk memeriksa berita di pagi hari sehingga otak Anda memiliki waktu sehari penuh untuk memproses informasi itu serta menyortir bagaimana perasaan Anda tentangnya. Jika Anda merasa sangat terpengaruh saat menonton berita, cobalah mendengarkannya di radio atau membacanya. Dr. Manly mengatakan menghilangkan komponen stimulasi visual dapat membuat otak Anda tidak terlalu terpengaruh. Dengan penuh perhatian perhatikan bagaimana berbagai bentuk konsumsi memengaruhi Anda, dan pilih bentuk apa pun yang memungkinkan Anda tetap terinformasi dan kuat secara mental.

3. Lakukan hal-hal yang Anda sukai (dengan aman)

Ini berarti Anda bisa menghabiskan waktu dengan bertemu orang-orang yang Anda sayangi. "Isolasi mandiri memiliki efek berjangka panjang pada manusia. Saya melihat lebih banyak depresi, kecemasan, dan masalah jangka panjang ketika mereka tidak terhunung dengan siapa pun karena harus di rumah sepanjang waktu," kata Dr. Brenner.

Tentu saja, tidak semua orang merasa nyaman bergaul dengan orang lain secara langsung. Jika melakukan itu bukan satu hal yang menyenangkan Anda, cobalah untuk berjalan-jalan, menari, atau mewarnai. Apa pun yang Anda bisa lakukan untuk bersenang-senang. "Relaksasi dan kesenangan berbanding balik dengan kecemasan, Anda tidak bisa bersenang-senang dan cemas pada waktu yang bersamaan. Maka lakukanlah apa yang membuatmu tertawa," kata Dr. Branner.

Jangan lupa #PakaiMasker #JagaJarak #CuciTangan #BatasiMobilitas #JauhiKerumunan

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan saat Traveling di Tengah Penyebaran Omicron

SHELAMITA AZZAHRA | WELL AND GOOD

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

1 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

Peraturan baru dari Meta tentang peningkatan keamanan pada akun remaja menjadi sorotan. Bagaimana faktanya?


Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita stress. TEMPO/Zulkarnain
Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan.


Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

8 hari lalu

Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya, berlari menghindari awak media seusai memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Arianti Anaya, diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri Covid-19 TEMPO/Imam Sukamto
Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

Sebelumnya, sudah ada banyak nama yang dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi APD Covid-19


Apindo Prediksi Dampak PP Kesehatan Bagi Pengusaha Bisa Lebih Besar Dibandingkan Saat Pandemi

8 hari lalu

Penjual tengah merapikan tembakau untuk dijual di kawasan Cideng, Jakarta, Senin, 13 Mei 2024. Industri pengolahan tembakau masih menunjukkan laju pertumbuhan positif meski diadang berbagai sentimen negatif kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) hingga RPP Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan
Apindo Prediksi Dampak PP Kesehatan Bagi Pengusaha Bisa Lebih Besar Dibandingkan Saat Pandemi

Wakil Ketua Umum Apindo, Franky Sibarani menyebut industri hasil tembakau akan merasakan dampak paling besar apabila PP Kesehatan diterapkan


Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

9 hari lalu

Ilustrasi mengenakan masker/pencemaran udara. REUTERS/Beawiharta
Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan setempat meminta masyarakat agar mulai menerapkan penggunaan masker guna mencegah penularan virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet


Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

10 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan menjaga tubuh tetap aktif dan terkena sinar matahari bisa menjadi pertolongan pertama mencegah pikiran bunuh diri.


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

10 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

10 hari lalu

Suasana lengang area konter 'check in' Terminal Internasional saat hari pertama pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis 14 Oktober 2021. Bandara Ngurah Rai resmi dibuka kembali untuk melayani penerbangan internasional meskipun hingga Kamis siang masih belum ada pengajuan 'slot time' penerbangan internasional dari maskapai penerbangan di bandara tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

Erick Thohir merger PT Angkasa Pura I (Persero)atau AP I dan AP II melalui proses integrasi yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.


10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

12 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

Stres karena berbagai hal dapat diredakan dengan 10 makanan berikut.


Anak Buruh Pabrik Raih IPK Tertinggi di UNY, Sempat Gamang Cari Kerja atau Kuliah

14 hari lalu

Elin Kartika yang mendapatkan indek prestasi kumulatif tertinggi untuk jenjang sarjana 3,95 berpredikat Cumlaude. Dok.UNY
Anak Buruh Pabrik Raih IPK Tertinggi di UNY, Sempat Gamang Cari Kerja atau Kuliah

Sebelum mendaftar dan diterima di UNY, dia sempat disarankan ayahnya untuk bekerja saja. Beban ekonomi bertambah karena pandemi.