TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang yang menjalani diet mengalami kegagalan. Alasannya sederhana, diet membuat seseorang keluar dari kebiasaan. Diet tidak memperhitungkan biokimia setiap orang yang unik, dan cara makan juga demikian.
JJ Virgin, pakar nutrisi dan penulis buku The Virgin Diet dan Sugar Impact Diet, mengatakan bahwa diet juga tidak boleh dilakukan dalam jangka panjang. Ketika seseorang mengikuti diet tertentu berulang kali, terjadi badai ketidakseimbangan yang meliputi kadar gula darah yang tidak stabil, ketidakseimbangan hormon, dan peradangan. Diet eliminasi memang bisa mengatur ulang ketidakseimbangan itu, tapi seseorang perlu menghubungkan apa yang dimakan dengan apa yang dirasakan.
Daripada diet, Virgin menyarankan pola makan intuitif, alternatif jangka panjang yang lebih sehat untuk diet karena berfokus pada isyarat internal tubuh untuk menentukan apakah lapar dan seberapa banyak yang dimakan. “Makan intuitif mengakui Anda sebagai ahli tubuh sendiri,” kata dia, dalam artikel yang dimuat di Mind Body Green, Ahad, 5 Desember 2021.
Studi yang diterbitkan dalam "Eating Disorders: The Journal of Treatment & Prevention" menunjukkan bahwa ketika digunakan dengan benar, pola makan intuitif bekerja lebih baik dibandingkan dengan diet. Dalam studi yang melibatkan 192 wanita dan 180 pria, dikatakan bahwa mereka yang menggunakan pola makan ini memiliki stabilitas berat badan yang lebih besar, sedangkan mereka yang mempraktikkan diet atau pola makan yang lebih kaku cenderung memiliki ketidakstabilan berat badan yang lebih besar (seperti diet yo-yo, atau penurunan dan penambahan berat badan).
Menguasai makan intuitif mungkin terasa seperti tantangan, terutama untuk orang yang telah menjalani diet ketat selama bertahun-tahun. Tapi, jika ingin melakukannya, Virgin membagikan empat tipsnya.
1. Gabungkan kebutuhan perawatan diri yang unik
Saat membangun hubungan baru dengan makan, seseorang mungkin merasa menggunakan makanan untuk mengelola perasaan dan emosi. Misalnya, sepotong kue untuk meredakan stres karena pekerjaan. Ganti kebiasaan ini dengan cara lain, misalnya mandi air hangat atau minum teh chamomile.
2. Membangun komunikasi dengan sinyal lapar
Rasa lapar yang sesungguhnya berbeda dengan kelaparan hedonis, seperti yang disebut profesor psikologi Michael Lowe. Rasa lapar seperti ini sering muncul sebagai keinginan untuk makan makanan manis dan nutrisi kosong.
“Saya telah menemukan bahwa makan hedonis dapat dipicu oleh perasaan seperti kebosanan atau stres. Saat Anda menguasai pola makan secara intuitif, Anda akan dapat lebih memahami sinyal lapar tersebut. Terkadang, Anda mungkin menemukan bahwa rasa lapar sebenarnya adalah sesuatu yang lain, seperti rasa haus,” kata Virgin.
3. Buat jurnal untuk melacak kemajuan
Menguasai makan intuitif bisa terasa seperti coba-coba pada awalnya. Bahkan jika gagal pun, ada sesuatu yang bisa dipelajari. Inilah pentingnya membuat jurnal, mempelajari apa yang berhasil dan tidak untuk masing-masing orang.
4. Menjaga gaya hidup sehat
Transisi dari diet ke pola makan intuitif akan lebih mudah dikuasai jika memperhatikan fondasi gaya hidup, termasuk tidur berkualitas 7 hingga 9 jam setiap malam, mengelola stres, menjaga pola pikir yang sehat, dan mempertahankan jadwal olahraga yang konsisten dan menyeluruh.
Baca juga: 3 Cara Menurunkan Berat Badan tanpa Diet Ketat Menurut Ahli Gizi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.