TEMPO.CO , Jakarta - Nonton serial atau bekerja sampai larut telah menjadi kebiasaan selama pandemi Covid -19. Akibatnya, banyak orang yang mengalami kurang tidur. Jika dibiarkan, lama-lama kondisi ini dapat berpengaruh pada tubuh dan pikiran, terutama kulit dan rambut.
Hope Mitchell, dokter kulit bersertifikat, mengatakan bahwa pada malam hari, metabolisme kulit terjadi untuk membantu pergantian sel, perbaikan, dan pemulihan kulit.
Tapi jika kurang tidur, terjadi penurunan sekresi hormon pertumbuhan somatotropin. Hormon ini memperbaiki sel yang rusak dan menjaga elastisitas kulit.
Efek lainnya adalah hipopigmentasi, penyembuhan luka yang melambat, garis-garis halus dan kerutan, serta lingkaran hitam dan kantung mata.
"Hipopigmentasi dan penyembuhan luka yang melambat terjadi karena adanya penurunan hormon melatonin, yang diproduksi tubuh saat tidur. Melatonin adalah pertahanan kulit terhadap stres lingkungan seperti sinar UV dan kerusakan oksidatif lainnya yang disebabkan oleh radikal bebas,” kata Mitchell, dikutip dari Huffington Post.
Baca Juga:
Sedangkan untuk kerutan dan garis halus, kolagen, protein yang membantu membuat kulit lembut dan halus, disintesis saat tubuh rileks selama tahap tidur REM, kata Mitchell. Tapi kalau tidur tidak mencapai REM, ini bisa meningkatkan kortisol dalam darah, yang merusak kolagen dan menghentikan produksinya.
“Jika kulit tidak diberi istirahat yang dibutuhkan, Anda mungkin mengharapkan proses penuaan,” tambah Mitchell.
Kemudian muncul lingkaran hitam di bawah mata dan pembengkakan. Alasannya, kurang tidur juga menyebabkan gangguan aliran darah sehingga terjadi penumpukan cairan di kelopak mata. Selain itu, kulit di bawah mata adalah yang paling tipis, dan kurangnya pembentukan kolagen di area ini dapat menunjukkan perubahan warna yang lebih gelap dan menonjolkan pembuluh darah di bawahnya.
Kurang tidur juga memiliki efek negatif pada rambut karena rambut yang sehat juga bergantung pada hormon pertumbuhan. Tanpa istirahat yang cukup, tubuh tidak dapat mensintesis protein keratin. Keratin inilah yang tumbuh di kulit kepala bersama rambut. Selain itu, ketika tidak tidur, terjadi peningkatan produksi hormon stres atau kortisol. Peningkatan kadar kortisol dikaitkan dengan peningkatan produksi minyak sebaceous, yang dapat menyebabkan jerawat dan rambut berminyak serta kerapuhan.
Baca juga: Kurang Tidur 15 Menit Saja Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan, Menurut Studi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.