TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor yang dapat menyebabkan akumulasi lemak perut, termasuk kurang tidur, konsumsi soda, dan gangguan makan. Namun, salah satu penyebab utama perut buncit adalah salah satu makanan yang paling populer.
Menurut Trista Best, ahli diet terdaftar di Balance One, penyebab utama lemak perut adalah mengonsumsi makanan olahan, terutama yang dipasarkan dan dijual praktis, seperti keripik kemasan, roti, dan biskuit atau kue panggang.
"Kita benar-benar adalah apa yang kita makan, sampai batas tertentu. Makanan dan nutrisi yang kita konsumsi menjadi bagian dari kita pada tingkat sel, dan nutrisi yang salah dapat menyebabkan gas, kembung, penambahan berat badan, dan efek negatif lainnya jika kita tidak makan makanan bergizi seimbang,” Best menjelaskan kepada eatthis.com, Selasa, 7 September 2021.
Dia menambahkan, alasan utama makanan olahan membuat lemak perut menumpuk adalah karena sebagian besar terbuat dari karbohidrat olahan dan gula.
Best mengatakan bahwa karbohidrat olahan beda dengan karbohidrat yang didapatkan dari sepotong buah. Karbohidrat buah, disebut dengan karbohidrat utuh, diproses secara minimal dan mengandung serat yang ditemukan secara alami dalam makanan. Adapun karbohidrat olahan telah diproses lebih banyak dan kehilangan serat alaminya. Serat adalah gizi makro yang membantu memperlambat pencernaan.
Dengan kata lain, karbohidrat olahan cenderung memiliki sedikit atau tidak ada nilai gizi seperti serat, protein, atau lemak sehat, juga merupakan kalori kosong yang dapat menyebabkan akumulasi lemak perut.
Satu studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition menemukan bahwa asupan karbohidrat olahan terkait erat dengan lingkar pinggang yang lebih besar dan akumulasi lemak perut. Di sisi lain, peserta yang mengonsumsi rata-rata tiga porsi biji-bijian sehari dan biji-bijian yang lebih sedikit secara keseluruhan memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil, kadar glukosa puasa yang lebih rendah, tekanan darah yang lebih rendah, dan kadar kolesterol baik atau HDL yang lebih tinggi.
"Karbohidrat olahan diproses dengan cepat oleh tubuh dan mudah disimpan sebagai lemak. Makanan ini menyediakan sumber energi yang cepat, tetapi energi ini datang dalam bentuk lonjakan glukosa dan kerusakan yang tak terhindarkan," kata Best.
Dia mencatat bahwa reaksi ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan dua cara. Pertama, lonjakan menyebabkan individu menjadi lapar lagi segera setelah makan, terlepas dari berapa banyak kalori yang dikonsumsi.
Kedua, dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih resisten terhadap insulin, yang dapat menyebabkan glukosa lebih tinggi dan penambahan berat badan saat tubuh mulai menyimpan kelebihan glukosa sebagai lemak.
Lemak perut bukan sekadar jadi masalah penampilan, tapi juga berdampak negatif bagi kesehatan secara keseluruhan. Menurut Best, lemak perut, juga dikenal sebagai lemak visceral, berbahaya bagi kesehatan karena dibawa di bagian depan tubuh sehingga menimbulkan tekanan signifikan pada jantung dan organ vital lainnya.
"Ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, di antara kondisi kronis lainnya. Jika dibiarkan, itu akan terbentuk di sekitar organ dan jaringan yang membuatnya sulit untuk hilang, juga meningkatkan risiko penyakit kronis."
Jadi, jika ingin menghilangkan atau mencegah penumpukan lemak perut, hindari makanan olahan.
Baca juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Lemak Perut tanpa Diet Ketat dan Olahraga