TEMPO.CO, Jakarta - Menyusui memberikan banyak keuntungan bagi ibu dan bayi. WHO merekomendasikan pemberian air susu ibu atau ASI eksklusif dalam waktu satu jam setelah kelahiran hingga usia enam bulan. ASI pertama dari ibu baru melahirkan banyak mengandung zat imun. Para ahli mengatakan menyusui mengurangi risiko pneumonia, diare, dan infeksi telinga pada bayi, selain melindungi mereka dari alergi dan meningkatkan kecerdasan mereka.
Persiapan menyusui perlu dilakukan sejak masa kehamilan. Pekan ASI Sedunia 1-7 Agustus jadi momen tepat untuk membahas apa saja yang perlu dilakukan calon ibu sebelum memiliki bayi.
Dilansir dari Indian Express, Shalini Chico, konsultan senior neonatologis di Rumah Sakit Fortis La Femme, India, mengatakan setelah proses persalinan yang melelahkan, sang ibu hampir tidak punya waktu untuk pulih sebelum bayinya harus disusui. Itulah sebabnya poin-poin ini dapat membantunya lebih siap untuk proses sebelum si kecil tiba.
1. Mempelajari dasar-dasar menyusui
Sebagian besar rumah sakit menyelenggarakan kelas antenatal, atau memiliki konsultan laktasi, yang menawarkan pelatihan tentang berbagai cara menyusui bayi, termasuk metode perlekatan payudara yang tepat.
Berkonsultasilah dengan dokter atau konsultan laktasi untuk memeriksa payudara dan puting agar mereka bisa mengidentifikasi masalah seperti puting datar atau terbalik, yang berpotensi jadi masalah saat menyusui. Konsultan dapat menjelaskan cara mengatasi masalah ini sehingga beberapa hari pertama tidak terlalu membebani. Identifikasi potensi masalah akan mengurangi komplikasi yang tidak diinginkan seperti puting yang sakit, pembengkakan payudara, atau perlekatan yang tidak efektif.
2. Persiapkan kebutuhan menyusui
Ada beberapa benda yang diperlukan ibu menyusui yang bisa dipersiapkan sejak hamil, seperti baju menyusui, bantal menyusui, pompa ASI, dan lainnya.
3. Buat rencana
Rencanakan untuk menyusui pada satu jam pertama setelah melahirkan, kecuali jika ada masalah medis dengan bayi atau ibu. Kolostrum, zat imun alami pertama bayi, bisa diperoleh di masa awal ini. Kolostrum adalah susu berwarna kekuningan pertama yang diproduksi pada akhir kehamilan, sarat dengan nutrisi dan antibodi. Saat menyusui, pastikan kontak kulit ke kulit untuk membantu membangun pelekatan yang lebih baik ke payudara.
4. Minta bantuan anggota keluarga
Delegasikan beberapa tanggung jawab rumah tangga atau merawat anak yang lebih besar (jika ada). Bantuan ini penting untuk memastikan ibu dapat fokus memberi makan bayi dan mendapatkan istirahat yang cukup.
5. Siapkan mental
Menyusui adalah pekerjaan yang memakan waktu dan terkadang melelahkan. Dalam beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi makan setiap 2-3 jam, terkadang lebih sering di malam hari. Jadi, cegah emosi dan komentar negatif dari kerabat karena keraguan dan kecemasan diri dapat menghambat pengeluaran ASI.
6. Menyusui jika terinfeksi Covid-19
Ibu yang terdiagnosis positif Covid-19 selama atau sebelum melahirkan juga diimbau untuk tetap menyusui, dengan tindakan pencegahan yang memadai seperti memakai masker dan mencuci tangan yang benar. Ibu hamil dan menyusui juga dapat melakukan vaksinasi Covid-19 untuk mengurangi risiko terinfeksi virus.
Baca juga: Pekan ASI Sedunia, Ini Tips Meningkatkan ASI bagi Ibu yang Baru Melahirkan