TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 70 persen kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Pada tahap ini, sel-sel kanker sudah mulai menyebar sehingga lebih sulit disembuhkan, kata dokter hematologi onkologi medik sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Aru Sudoyo seperti dikutip dari siaran pers YKI, Selasa, 13 Juli 2021.
Itu sebabnya, penting bagi masyarakat khususnya kaum Hawa untuk melakukan deteksi dini. "Jika ditemukan pada stadium awal, kesempatan penyembuhan menjadi jauh lebih besar," kata Prof. Aru.
Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada 7-10 hari setelah menstruasi. Ada enam langkah yang bisa diikuti yakni berdiri tegak lalu mencermati ada tidaknya perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara atau puting dan pembengkakan.
Setelah itu, angkat kedua lengan ke atas kemudian tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku kedepan dan cermati payudara. Dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
Langkah berikutnya, posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.
Selanjutnya, angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba dan menekan area payudara, cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
Setelahnya, cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
Terakhir, pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Gunakan ujung jari-jari untuk menekan-nekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Deteksi dini kanker payudara juga bisa dilakukan melalui mesin mamografi. Belum lama ini, Yayasan Kanker Indonesia menginstalasi mesin mamografi terbaru yakni Mammomat Revelation untuk memberikan pelayanan deteksi dini bagi masyarakat.
Selain deteksi dini, menerapkan gaya hidup menjadi upaya pencegahan kanker yang penting. Prof. Aru mengingatkan untuk olahraga rutin, menjaga berat badan ideal dengan makan secara tidak berlebihan guna mencegah obesitas dan timbunan lemak yang dapat memicu kanker.
Selain itu, hindarilah merokok dan konsumsi makanan yang mengandung karsinogen seperti pengawet, zat pewarna, daging yang diproses. Sebaiknya pilih makanan sehat yang terdiri dari sayur, buah-buahan.
Di Indonesia, angka kasus kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus baru dan 22.430 pasien di antaranya meninggal dunia, menurut data GLOBOCAN 2020.
Baca juga: Rentan Terpapar Covid-19, Pasien Kanker Payudara Disarankan Melakukan Ini