TEMPO.CO, Jakarta - Penderita kanker payudara dituntut ekstra hati-hati selama pandemi Covid-19 karena tergolong kelompok rentan. Meski jarang keluar rumah, pasien biasanya dikelilingi orang-orang yang beraktivitas di luar.
“Golongan rentan ini biasanya tidak banyak melakukan aktivitas di luar, tetapi mereka dikelilingi oleh orang-orang sehat yang mempunyai aktivitas dan kepentingan keluar rumah dan bertemu orang lain. Covid lebih mudah menyerang dan berakibat fatal bagi orang orang yg mempunyai komorbid seperti kanker payudara,” ujar ahli gizi Patsy S. Djatikusumo dalam Webinar Lovepink, Love U: Saat Penting Sayangi Dirimu, sebagaimana termuat dalam keterangan pers, Minggu, 11 Juli 2021.
Patsy menjelaskan daya tahan tubuh penderita kanker, apalagi yang sedang menjalani kemoterapi, berada di ambang yang sangat rendah. Mereka mudah sekali terkena infeksi apa pun termasuk Covid-19.
“Penderita kanker yang juga terinfeksi Covid-19 akan terhambat pengobatan kankernya dan bahkan bisa membawa akibat yang fatal. Oleh karena itu dalam menghadapi pandemi ini kita harus saling menjaga dan melindungi,” lanjutnya.
Menurutnya, penderita kanker payudara termasuk yang akan mengalami kondisi parah saat terinfeksi virus Corona.
"Karena itu perlu kita pelajari berbagai hal untuk menghindari atau mengurangi risiko saat terkena Covid-19. Sangat penting juga melakukan vaksinasi bila kesehatan tubuh penderita kanker payudara ini memenuhi syarat,” kata Patsy.
Atie Nitiasmoro, Ketua Bidang Kegiatan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), menjelaskan penderita kanker payudara menjadi komorbid yang menduduki peringkat ke-3 setelah penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa pengetahuan dan kesadaran mengenai hal itu, mulai dari cara mendeteksi kanker payudara, sampai upaya menghindari tertular virus Corona, sangat penting.
“Bukan hanya para penderita kanker payudara yang harus waspada. Keluarga, teman dan siapa saja yang ada di sekitanya harus menyadari bahwa mereka bisa menjadi pembawa virus Corona yang dapat memperparah kondisi penderita kanker payudara yang mereka sayangi ini,” kata Atie yang juga menjadi ketua panitia webinar tersebut.
Aktivis Lovepink Lasmi Notokusumo, mengingatkan pentingnya deteksi dini untuk membebaskan perempuan dari stadium lanjut kanker payudara, juga menjadi lebih waspada dalam situasi pandemi sekarang ini.
Tidaklah sulit mendeteksi keberadaan kanker payudara. “Ada dua hal yang perlu dilakukan, yakni Sadari (periksa payudara sendiri) dan Sadanis (periksa payudara secara klinis)," ujar dia.
Baca juga: Cara Mendeteksi Kanker Payudara HER2, Meraba Benjolan Saja Tak Cukup