TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 memiliki dampak jangka panjang pada kebiasaan makan yang tidak sehat. Demikian diungkapkan penelitian baru yang dimuat di International Journal of Eating Disorders belum lama ini
Studi tersebut mengamati bahwa ada enam perubahan perilaku makan yang muncul sebagai dampak jangka panjang, yaitu makan tanpa berpikir dan ngemil, peningkatan konsumsi makanan, penurunan nafsu makan atau asupan makanan secara umum, makan untuk mengatasinya, penurunan terkait pandemi dalam asupan makanan, dan munculnya kembali atau peningkatan gejala gangguan makan.
Dilansir dari Times of India, Selasa, 13 April 2021, para peneliti mengatakan bahwa temuan yang paling memprihatinkan adalah sedikit peningkatan atau munculnya kembali gangguan makan, masalah kesehatan yang menewaskan sekitar 10.200 orang setiap tahun atau sekitar satu orang setiap 52 menit.
"Gangguan makan memiliki salah satu tingkat kematian tertinggi di semua masalah kesehatan psikiatri dan oleh karena itu, penting untuk mencoba membuat hubungan antara konsekuensi pandemi dan perilaku makan yang tidak teratur," kata peneliti Melissa Simone dari University of Minnesota.
Baca juga: Gangguan Makan juga Bisa Dialami Anak-anak, Simak 5 Tandanya
Untuk penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Eating Disorders, tim tersebut melibatkan lebih dari 700 responden.
Studi yang melibatkan lebih dari 700 responden itu bertujuan memahami hubungan potensial antara stres, tekanan psikologis, kesulitan keuangan, dan perubahan perilaku makan selama pandemi Covid-19 melalui analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Sekitar 8 persen dari mereka yang diteliti melaporkan perilaku pengendalian berat badan yang sangat tidak sehat, 53 persen memiliki perilaku pengendalian berat badan yang tidak terlalu ekstrem dan 14 persen melaporkan makan berlebihan.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa hasil ini secara signifikan terkait dengan manajemen stres yang lebih buruk, gejala depresi yang lebih besar, dan kesulitan keuangan yang sedang atau ekstrem akibat pandemi Covid-19.