TEMPO.CO, Jakarta - Setiap wanita akan menghadapi tanda-tanda hilangnya kesuburan seiring bertambahnya usia. Seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, hot flashes, kekeringan pada vagina, dan perubahan suasana hati. Perubahan hormonal ini, yang disebabkan oleh naik dan turunnya kadar estrogen dan progesteron, mengindikasikan perimenopause, yang biasanya dimulai pada usia akhir empat puluhan atau awal lima puluhan, tetapi dapat dimulai pada usia tiga puluhan.
Permintaan orang-orang untuk menerima perubahan tubuh dan perubahan identitas mereka sehubungan dengan faktor-faktor ini dapat datang dengan emosi yang banyak, jadi tidak heran bahwa dorongan seks selama perimenopause dapat terpengaruh secara signifikan.
Melansir laman Well and Good, dokter kebidanan dan kandungan, Susan Hardwick-Smith dalam studi penelitian untuk bukunya Sexually Woke, mempelajari lebih dari seribu wanita berusia antara 40 dan 65, 715 di antaranya diidentifikasi dalam tahap perimenopause atau menopause. Gejala buruk tunggal yang paling umum dari perubahan hormon mereka adalah penurunan gairah seks (51 persen). Kenaikan berat badan, kelelahan, insomnia, dan vagina kering melengkapi lima keluhan teratas.
Meskipun setelah dipikir-pikir, ini mungkin tampak seperti tahap yang tidak menyenangkan dalam hidup, penelitian menunjukkan sebaliknya. Bahwa orang yang mengalami perimenopause tidak hanya dapat membangunkan kembali libido mereka, tetapi juga memiliki seks terbaik dalam hidup mereka, di kemudian hari. Namun mereka harus mendidik diri mereka sendiri tentang realitas perimenopause dan menopause serta solusi dan strategi terkait yang tersedia untuk dicoba.
Dalam penelitian itu enam dari 10 wanita merasa bahwa mereka tidak siap untuk menopause, itulah mengapa pendidikan sangat penting. Hardwick-Smith yang mengkhususkan diri dalam kesehatan wanita paruh baya memaparkan hal-hal yang bakal dihadapi saat Anda memasuki masa perimenopause dan menopause. Dengan berbekal pengetahuan, Anda akan lebih siap untuk memulihkan libido dan meningkatkan kehidupan seks Anda.
5 tips untuk menerima perubahan gairah seks selama perimenopause
1. Perubahan tidak bisa dihindari, jadi terimalah
Saat kita memasuki masa perimenopause dan menopause, dan terutama jika kita memiliki anak, tubuh dan anatomi seksual kita berubah, dan kita harus menerima perubahan itu untuk bergerak maju. Apa yang dulu terasa nyaman secara seksual mungkin tidak lagi, dan tidak apa-apa. Hal ini sering terjadi pada hubungan pentrasi vagina, terutama dalam kondisi kekeringan dan perubahan fisik lainnya, karena hormon yang berfluktuasi dan penuaan.
Pertimbangkan untuk membayangkan kembali cara Anda mendefinisikan seks, dan bereksperimenlah dengan mainan seks baru, baik Anda berpasangan atau sendirian. Anggaplah perubahan ini sebagai kesempatan menarik untuk mengenal diri sendiri dan / atau pasangan Anda lagi.
2. Ada kebebasan dalam berhubungan seks setelah menopause
Mulai masa remaja kita, libido kita digerakkan oleh hormon dan realitas biologis kesuburan kita. Selama tahun-tahun subur, tekanan bisa datang dengan seks vaginal penetrasi untuk hamil atau mencegah kehamilan, jadi dengan transisi keluar dari jendela subur itu muncul rasa kebebasan dari tekanan-tekanan yang mendasarinya. Kebebasan itu sendiri bisa memberi jalan untuk seks yang lebih baik.
3. Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan libido
Hormon bio-identik (estradiol, progesteron, dan testosteron) dapat menjadi cara yang aman dan efektif untuk mengobati perimenopause dan gejala menopause, dan terapi penggantian hormon adalah pilihan yang bagus untuk mengurangi gejala pada banyak wanita yang dapat meningkatkan libido mereka.
Hormon untuk meredakan menopause mungkin tidak cocok untuk semua pasien, termasuk banyak pasien yang memiliki riwayat kanker payudara atau epilepsi sebelumnya. Namun bagi banyak orang, penggantian hormon yang diberikan dengan benar dapat meningkatkan kualitas hidup secara dramatis, serta membantu kepadatan tulang dan mengurangi risiko kanker usus besar dan Alzheimer. Untuk membuat pilihan terbaik bagi Anda, konsultasikan dengan praktisi kesehatan Anda.
4. Cintai diri Anda
"Salah satu temuan penelitian saya tentang wanita paruh baya dengan kehidupan seks yang bersemangat adalah mereka merasa nyaman dan akrab dengan tubuh mereka. Mereka tahu apa yang mereka suka dan tidak suka dalam hal seks. Jika Anda belum melakukannya, perimenopause adalah waktu yang ideal dalam hidup Anda untuk mengenal tubuh Anda — atau bahkan lebih mengenalnya," ujar Hardwick-Smith.
Dia menambahkan, bahwa kebencian adalah penghancur libido teratas bagi wanita. "Jadi memaafkan dan memulihkan hubungan kita adalah kunci untuk kehidupan seks yang sehat dan memuaskan di kemudian hari. Menulis jurnal dan meditasi dapat membantu proses ini," ujarnya.
Baca juga: Kenali 7 Gelaja Perimenopause, Masa Peralihan Sebelum Menopause
5. Memprioritaskan hubungan dengan pasan
Ekspektasi atau tekanan seberapa sering Anda dan pasangan harus berhubungan seks dan kualitas kehidupan seks Anda dapat mengurangi libido Anda (dan juga pasangan Anda). Jadi, alih-alih berfokus pada hubungan intim saat memasuki masa perimenopause, utamakan berhubungan dengan dan disengaja dengan pasangan Anda. Momen kecil setiap hari kehadiran, perhatian, dan pengakuan dapat menjaga gairah satu sama lain tetap hidup dan juga menunjukkan bahwa Anda peduli. Berkomitmen untuk memberikan perhatian penuh kepada pasangan Anda, karena komunikasi yang sehat meningkatkan hasrat dalam hubungan fisik Anda.