TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat banyak orang lebuh rentan stres karena harus selalu berada di rumah untuk menjaga jarak. Mulai dari pekerjaan kantor hingga belajar, semua dilakukan di rumah.
Meskipun kita tak dapat mengontrol apa yang akan terjadi, ada perubahan kecil gaya hidup yang dapat dilakukan dalam rutinitas sehari-hari yang secara aktif dapat menurunkan tingkat stres.
Dari mengurangi terlalu banyak kalori hingga tidak cukup menutup mata, berikut adalah lima kebiasaan yang membuat Anda merasa lebih stres, seperti dilansir eatthis.com.
1. Terlalu banyak kafein
Kafein dalam kopi memiliki khasiat kesehatan, namun jika terlalu banyak bisa menimbulkan masalah. Mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan kadar kortisol yang kemudian dapat meningkatkan efek stres pada tubuh. Satu studi pada 2013 menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi secara rutin dapat menyebabkan penambahan berat badan atau perubahan suasana hati menjadi kondisi kronis yang lebih serius seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Solusinya? Batasi diri Anda hanya dengan satu hingga dua cangkir kopi per hari.
2. Diet terlalu ketat
Pernah merasa stres saat mengikuti diet ketat? Kemungkinan kadar kortisol Anda lebih tinggi dari biasanya. Satu studi 2010 mengungkapkan bahwa membatasi kalori meningkatkan output total kortisol, menunjukkan bahwa diet ketat dapat merusak kesejahteraan psikologis. Puasa intermiten, yang berlangsung pada jendela makan yang ketat dan puasa yang panjang, dapat menyebabkan kadar gula darah turun yang menyebabkan Anda mudah tersinggung atau stres.
Jadi, jika ingin menurunkan berat badan, sebaiknya mulai dengan melihat kualitas kalori yang dikonsumsi versus kuantitas. Jika mulai makan makanan yang lebih sehat, kemungkinan besar akan makan lebih sedikit kalori tanpa harus mengorbankan perasaan kenyang.
3. Kurang makan makanan sehat untuk usus
Tahukah Anda bahwa 95 persen pasokan serotonin tubuh, alias hormon "perasaan baik", terletak di dalam bakteri usus? Jadi, jika perut selalu diisi dengan makanan yang banyak diproses (yaitu tinggi gula dan lemak jenuh), hal ini dapat berdampak negatif pada bakteri usus yang sehat. Kondisi ini bisa meningkatkan stres yang sering kali tidak disadari.
Untuk menghindari hal itu, pastikan Anda makan banyak makanan kaya probiotik, termasuk yogurt, kombucha, kefir, sauerkraut, dan tempe. Selain itu, makan lebih banyak makanan dengan asam lemak omega-3 (seperti salmon) dan vitamin C (sayuran hijau tua) juga dapat membantu menjaga kadar kortisol tetap terkendali.
Baca juga: 7 Cara Meredakan Stres saat Mendapat Berita Buruk
4. Kurang gerak
Ketika asyik bekerja, kita sering lupa beranjak dari tempat duduk untuk melakukan peregangan. Aktivitas fisik secara teratur tidak hanya membantu mendukung sistem kekebalan, tetapi juga membantu mengelola stres dan mengatur kadar kortisol. Idealnya, olahraga dilakukan tiga hingga empat kali seminggu, masing- masing 30 menit.
Sebaiknya lakukan berbagai aktivitas fisik yang berbeda setiap minggu untuk melatih otot yang berbeda dan menjaga tulang tetap kuat. Misalnya Senin bisa jalan kaki / joging 30 menit, Rabu 30 menit yoga, dan Jumat bisa setengah jam latihan HIIT.
5. Kurang tidur
Kurang tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam bisa merusak kesehatan secara keseluruhan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat, kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan depresi.
Kurang tidur juga dapat menghambat fungsi kekebalan, menyebabkan penambahan berat badan, dan berkontribusi pada tingkat stres yang lebih tinggi. Jika tidak bisa tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam, cobalah tidur dua kali untuk membantu mengelola tingkat stres dan mengimbangi efek buruk kurang tidur.