Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Kebiasaan yang Bikin Kamu Tambah Stres selama Pandemi

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com
Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat banyak orang lebuh rentan stres karena harus selalu berada di rumah untuk menjaga jarak. Mulai dari pekerjaan kantor hingga belajar, semua dilakukan di rumah. 

Meskipun kita tak dapat mengontrol apa yang akan terjadi, ada perubahan kecil gaya hidup yang dapat dilakukan dalam rutinitas sehari-hari yang secara aktif dapat menurunkan tingkat stres.

Dari mengurangi terlalu banyak kalori hingga tidak cukup menutup mata, berikut adalah lima kebiasaan yang membuat Anda merasa lebih stres, seperti dilansir eatthis.com.

1. Terlalu banyak kafein
Kafein dalam kopi memiliki khasiat kesehatan, namun jika terlalu banyak bisa menimbulkan masalah. Mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan kadar kortisol yang kemudian dapat meningkatkan efek stres pada tubuh. Satu studi pada 2013 menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi secara rutin dapat menyebabkan penambahan berat badan atau perubahan suasana hati menjadi kondisi kronis yang lebih serius seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Solusinya? Batasi diri Anda hanya dengan satu hingga dua cangkir kopi per hari.

2. Diet terlalu ketat
Pernah merasa stres saat mengikuti diet ketat? Kemungkinan kadar kortisol Anda lebih tinggi dari biasanya. Satu studi 2010 mengungkapkan bahwa membatasi kalori meningkatkan output total kortisol, menunjukkan bahwa diet ketat dapat merusak kesejahteraan psikologis. Puasa intermiten, yang berlangsung pada jendela makan yang ketat dan puasa yang panjang, dapat menyebabkan kadar gula darah turun yang menyebabkan Anda mudah tersinggung atau stres.

Jadi, jika ingin menurunkan berat badan, sebaiknya mulai dengan melihat kualitas kalori yang  dikonsumsi versus kuantitas. Jika mulai makan makanan yang lebih sehat, kemungkinan besar akan makan lebih sedikit kalori tanpa harus mengorbankan perasaan kenyang.

3. Kurang makan makanan sehat untuk usus
Tahukah Anda bahwa 95 persen pasokan serotonin tubuh, alias hormon "perasaan baik", terletak di dalam bakteri usus? Jadi, jika perut selalu diisi dengan makanan yang banyak diproses (yaitu tinggi gula dan lemak jenuh), hal ini dapat berdampak negatif pada bakteri usus yang sehat. Kondisi ini bisa meningkatkan stres yang sering kali tidak disadari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menghindari hal itu, pastikan Anda makan banyak makanan kaya probiotik, termasuk yogurt, kombucha, kefir, sauerkraut, dan tempe. Selain itu, makan lebih banyak makanan dengan asam lemak omega-3 (seperti salmon) dan vitamin C (sayuran hijau tua) juga dapat membantu menjaga kadar kortisol tetap terkendali.

Baca juga: 7 Cara Meredakan Stres saat Mendapat Berita Buruk

4. Kurang gerak
Ketika asyik bekerja, kita sering lupa beranjak dari tempat duduk untuk melakukan peregangan. Aktivitas fisik secara teratur tidak hanya membantu mendukung sistem kekebalan, tetapi juga membantu mengelola stres dan mengatur kadar kortisol. Idealnya, olahraga dilakukan tiga hingga empat kali seminggu, masing- masing 30 menit.

Sebaiknya lakukan berbagai aktivitas fisik yang berbeda setiap minggu untuk melatih otot yang berbeda dan menjaga tulang tetap kuat. Misalnya Senin bisa jalan kaki / joging 30 menit, Rabu 30 menit yoga, dan Jumat bisa setengah jam latihan HIIT.

5. Kurang tidur
Kurang tidur yang cukup dan berkualitas  setiap malam bisa merusak kesehatan secara keseluruhan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat, kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan depresi.

Kurang tidur juga dapat menghambat fungsi kekebalan, menyebabkan penambahan berat badan, dan berkontribusi pada tingkat stres yang lebih tinggi. Jika tidak bisa tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam, cobalah tidur dua kali untuk membantu mengelola tingkat stres dan mengimbangi efek buruk kurang tidur.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

2 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.


4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

2 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Meruyert Gonullu
4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

4 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial