Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mulai MPASI Anak dengan Menu Tunggal, Simak Kata Dokter

Editor

Mila Novita

image-gnews
 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Shandy Aulia memutuskan memberikan sang putri, Claire Herbowo, makanan pendamping air susu ibu atau MPASI sebelum usia 6 bulan. Dia mendapat kritik dari warganet karena tidak mengikuti anjuran memberikan MPASI di usia bayi 6 bulan, seperti anjuran Organisasi Keseharan Dunia atau WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI. 

Melansir dari laman Instagramnya, Shandy Aulia menuliskan alasannya memberi MPASI, bukan keputusan iseng tapi sudah konsultasi pada dokter anak yang sudah berpengalaman. 

"MPASI lebih dini adalah sebuah pilihan mutlak dari seorang ibu bila memang kondisi bayi siap untuk MPASI tentunya dengan berkonsultasi dulu pada dokter ahlinya dan juga dengan pantauan dokter. Termasuk pilihan menu MPASI yang saya berikan pada Claire saat ini sudah saya konsultasi baik-baik dengan dokter gizi," ucapnya.

Menu perdana yang dipilih Shandy ialah menu tunggal, yaitu buah alpukat yang dibuat pure, ASI, dan sedikit madu. Alpukat dipilih karena mengandung banyak nutrisi. 

Merujuk pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), MPASI diberikan karena kandungan ASI sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi di usia 6 bulan. MPASI dianjurkan memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dokter spesialis anak Lucia Nauli Simbolon, pemberian menu tunggal atau pure buah alpukat bukan termasuk makanan utama melainkan snack atau selingan. Namun, pure sering jadi pilihan para ibu untuk menu pertama bayi. Makanan utama sebaiknya mengandung unsur lengkap seperti karbohidrat, protein, dan lemak.

"Nah kalau hanya satu buah termasuk snack atau buah hitungannya, misal hanya alpukat atau pisang. Kecuali kalau dikasih alpukat, salmon, dan sedikit ubi. Pure kembali ke konsep lama yang dimulai dengan pure," ujar Lucia saat dihubungi Tempo.co, Senin 13 Juli 2020.

Merujuk informasi terbaru yang sejalan dengan rekomendasi IDAI, pemberian MPASI saat ini disebut menu lengkap atau dikenal sebagai menu 4 bintang.

"Intinya, harus ada 3 unsur karbohidrat, lemak, dan protein. Kalau untuk protein disarankan hewani seperti ayam, ikan, dan sapi yang tinggi," saran Lucia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

5 hari lalu

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

Tak hanya kerusakan gigi, berikut sederet bahaya konsumsi gula berlebih pada bayi setelah mendapat MPASI.


Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

8 hari lalu

Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.


6 Buah Penurun Kolesterol Usai Kebanyakan Menyantap Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi makan buah-buahan. Shutterstock
6 Buah Penurun Kolesterol Usai Kebanyakan Menyantap Hidangan Lebaran

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kadar kolesterol dalam tubuh, terutama setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula selama perayaan Lebaran.


Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

31 hari lalu

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)
Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?


Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

35 hari lalu

Ilustrasi telur. Sumber: iStock/foxnews.com
Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.


MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

26 Februari 2024

Ilustrasi balita makan sendiri. http://drpatriciamd.com/
MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.


Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

16 Februari 2024

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi.


Ahli Gizi Tak Sarankan Gunakan Blender untuk Membuat MPASI, Ini Sebabnya

2 Februari 2024

Ilustrasi bayi makan/menyuapi bayi. Shutterstock
Ahli Gizi Tak Sarankan Gunakan Blender untuk Membuat MPASI, Ini Sebabnya

Orang tua diminta untuk tidak menggunakan blender saat membuat MPASI karena dapat berisiko diare pada bayi.


Alasan Bubur Instan Tak Disarankan untuk MPASI

1 Februari 2024

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Alasan Bubur Instan Tak Disarankan untuk MPASI

Bubur instan tak disarankan untuk diberikan sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) kepada bayi yang sedang belajar makan, ini alasannya.


Dokter Ingatkan Pemberian Air Putih Tak Bikin Anak Stunting

1 Februari 2024

Ilustrasi anak minum air putih. Unsplash.com/Johnny McClung
Dokter Ingatkan Pemberian Air Putih Tak Bikin Anak Stunting

Dokter mengatakan informasi mengenai pemberian air putih berlebihan dapat menjadi faktor anak stunting karena kurang kalori itu keliru.