TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah Pandemi Covid-19, para orang tua dan guru-guru di Indonesia berhadapan dengan situasi baru yang disebut pembelajaran jarak jauh alias belajar di rumah. Tanpa tatap muka di kelas, cara belajar ini tentunya memiliki tantangan sendiri.
Menurut aktivis pendidikan dan inisiator Keluarga Kita, Najeela Shihab, kompetensi para guru perlu ada upaya lebih untuk ditingkatkan. Guru perlu berjejaring agar bisa mengembangkan karier. Sebab, saat ini kata kunci jadi guru yang baik bisa berinovasi dan adaptasi dalam berbagai kondisi.
"(Guru harus) mampu memberi solusi dalam situasi yang beda. Mulai dari murid beda, kondisi, tempat mengajar, setiap hari situasi yang dihadapi berbeda," kata Najelaa dalam Konferensi Pers Wardah Inspiring Teacher, Rabu, 1 Juli 2020.
Dengan ada pandemi ini, lanjut Najelaa, cara belajar juga harus berubah dengan cepat. Pembelajaran jarak jauh ini seolah tidak dikasih nafas buat adaptasi. Padahal ekosistem pendidikan masih susah, terpaksa pindah mengadopsi teknologi.
"Efeknya yang terjadi pembelajaran sangat cepat, lalu banyak yang tertatih menghadapi kondisi baru, cenderung satu arah, hanya memberi tugas, beban tambahan, murid terbebani, banyak guru belum memahami pola pembelajaran teknologi," ungkap Najelaa menceritakan tantangan yang terjadi selama ini.
Najeela juga menggarisbawahi bahwa orang tua juga harus banyak berperan, berkolaborasi dengan guru. Jika selama ini sebelum pandemi berada di zona nyaman karena keterlibatannya minim, kini harus mengevaluasi kembali. Orang tua juga perlu adaptasi karena masalah di lapangan tingkatnya bervariasi.
"Ada yang anak-anaknya sudah mandiri, ada orang tua yang sudah punya model komunikasi rasa saling percaya, ada orang tua yang belum memahami. Kalau kita lihat dari contoh yang berhasil, dasar utamanya ialah empati," kata dia.
Baca: Belajar di Rumah, Kondisi Psikologis Anak Dipengaruhi 3 Hal Ini
Guru, menurut Najelaa, punya peran sama dengan orang tua. Dalam situasi semua kena dampak saling empati jadi kunci sehingga tak jadi drama saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab.
"Masalah rutinitas juga berpengaruh, membuat jadwal dan rutinitas juga penting agar ritme tetap terbangun. Selain itu juga mereka punya jadwal khusus untuk beraktivitas, bukan memindahkan sekolah ke rumah jadi lima jam sehari misalnya," ucapnya.
Orang tua perlu komunikasi dan kompromi menyesuaikan dengan kondisi keluarga. Jangan tugas dikerjakan orang tua. Sebab penting menumbuhkan kemandirian, memfasilitasi di rumah, membantu guru observasi, dan mengajarkan anak untuk pada akhirnya bisa belajar di mana saja adalah tujuannya.