Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Penyebab Sakit Perut Bagian Atas, Gastritis Hingga Kanker

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda merasakan sakit perut bagian atas, bisa jadi penyebabnya datang dari beberapa organ tubuh seperti lambung, limpa, usus, hati, pankreas, empedu, hingga ginjal. Mungkin sakit perut bagian atas terdengar sepele, padahal sakit perut bagian atas juga harus ditangani secara serius untuk memastikan bahwa organ tubuh di baliknya aman dari segala gangguan.

Dalam beberapa kasus, sakit perut bagian atas biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika Anda muntah-muntah selama 12 jam atau mengalami demam tinggi, sebaiknya segera kunjungi dokter. Selain itu, jangan remehkan sakit perut bagian atas yang diakibatkan oleh kecelakaan ataupun pukulan kencang. Bisa jadi ada organ tubuh yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan itu.

Jangan sekali-kali mendiagnosis penyebab sakit perut bagian atas seorang diri, tanpa memeriksakan diri ke dokter. Menurut medical editor SehatQ, dr. Karlina Lestari, self-diagnosis hal yang sangat bahaya untuk dilakukan. “Sangat berbahaya, mengingat ada banyak organ di abdomen. Kita tidak tahu mana organ yang ternyata bermasalah, dan menyebabkan sakit perut bagian atas,” katanya.

Berikut ini adalah penyebab sakit perut bagian atas yang perlu segera diobati

1. Gas

Infeksi, virus, diare, ataupun sembelit bisa menyebabkan rasa tidak nyaman akibat gas, semakin parah. Gejalanya pun beragam, seperti perut kembung, terasa seperti ada sesuatu yang bergerak di dalam perut bagian atas, bersendawa, diare dan sembelit. Penyebab sakit perut bagian atas yang satu ini tidaklah serius dan bisa ditangani dengan menghindari makanan penyebab munculnya gas. Makan secara perlahan juga bisa menghindari masuknya udara berlebih ke dalam perut. Dalam beberapa jam, biasanya gas akan lenyap dengan sendirinya. Namun, jika Anda mengalami demam atau muntah, segera kunjungi dokter.

2. Gastritis

Gastritis atau peradangan pada dinding lambung bisa menyebabkan sakit perut bagian atas. Biasanya, gastritis akut terjadi akibat bakteri Helicobacter pylori. Sementara itu, gastritis kronis bisa disebabkan oleh penyakit Crohn, autoimun, alergi, virus, hingga sarkoidosis (peradangan yang menyerang banyak organ tubuh seperti paru-paru dan kelenjar getah bening). Dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab gastritis akut. Pada kasus gastritis kronis, dokter akan mencari tahu dulu penyebabnya, sebelum memberikan penanganan.

3. Dispepsia

Dispepsia adalah bahasa medis dari gangguan pencernaan. Umumnya, dispepsia terjadi saat asam dalam lambung membludak, akibat mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung asam. Dalam kasus yang jarang terjadi, sakit perut bagian atas ini juga dapat disebabkan oleh naiknya asam lambung atau bahkan kanker lambung. Jika dispepsia muncul bersamaan dengan penurunan berat badan, berkonsultasilah dengan dokter untuk meminta bantuan.

4. Nyeri otot

Nyeri otot juga bisa menjadi penyebab di balik sakit perut bagian atas. Umumnya, nyeri otot dapat disembuhkan dengan pijatan lembut atau istirahat. Nyeri otot juga bisa ditangani dengan kompres dingin ataupun hangat. Namun, jika rasa nyerinya tak kunjung menurun, segera minta bantuan dokter. 

5. Apendisitis

Apendisitis atau radang usus buntu adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Selain menyebabkan sakit perut bagian atas, apendisitis juga bisa mengakibatkan usus buntu pecah.

Pada fase awalnya, apendisitis akan menimbulkan rasa nyeri di bagian pusar. Setelah itu, rasa sakitnya menjalar ke bagian perut atas. Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menyembuhkan apendisitis dengan mengangkat usus buntu lewat prosedur operasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

6. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah infeksi usus dengan gejala kram perut, diare, hingga muntah. Selain menyebabkan sakit perut bagian atas, gastroenteritis juga bisa menimbulkan rasa sakit kepala, nyeri otot, dan tubuh lemah-lesu. Bagi beberapa orang, gejala gastroenteritis dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, berkonsultasilah dengan dokter untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

7. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan peradangan pada kantung udara dan memenuhinya dengan cairan. Selain mengakibatkan rasa sakit di bagian dada saat menarik napas, pneumonia juga bisa menyebabkan sakit perut bagian atas.

8. Batu empedu

Penyebab sakit perut bagian atas selanjutnya adalah pembentukan batu empedu di kantong empedu. Batu empedu bisa memblokir saluran empedu, dan mengundang rasa sakit perut bagian atas, mual dan muntah, hingga rasa lelah. Dokter akan menanganinya dengan obat yang bisa menghancurkan batu empedu atau mengangkat kantong empedunya lewat prosedur operasi.

9. Tukak lambung

Tukak lambung adalah luka yang muncul di dalam dinding lambung atau duodenum (bagian usus halus). Tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri atau penggunaan obat aspirin dan beberapa obat pereda nyeri lainnya. Tukak lambung mampu menyebabkan sakit perut bagian atas, mual, hingga perut kembung.

Baca juga: Pink Ungkap Gejala Covid-19 Anaknya, Ada Sakit Perut dan Diare

10. Kanker

Berbagai jenis kanker ternyata dapat menyebabkan sakit perut bagian atas, sebut saja kanker hati, kanker kantong empedu, kanker pankreas, kanker lambung, hingga kanker ginjal. Munculnya tumor akibat kanker tersebut akan menyebabkan sakit perut bagian atas, perut kembung, hingga peradangan. Waspadai juga gejala seperti demam, penurunan nafsu makan, darah di feses atau urine, hingga turunnya berat badan. Untuk menanganinya, Anda bisa menjalani kemoterapi, terapi radiasi, hingga operasi.

 

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

3 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

10 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

15 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

16 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.