TEMPO.CO, Jakarta - Jelang Lebaran biasanya keinginan untuk belanja tak terbendung. Godaan diskon dan beragam tawaran menarik tanpa disadari membuat Anda belanja tanpa pikir panjang. Jika dibiarkan bisa jadi Anda hanya merasakan gejala impulse buying yang sebaiknya dihindari ketika berbelanja.
Menurut kamus Cambridge, impulse buying adalah keputusan untuk membeli suatu barang yang sebelumnya tidak Anda rencanakan sebelumnya. Ciri khas impulse buying sangat sederhana, yakni Anda melihat barang itu, kemudian tanpa pikir panjang langsung membelinya di saat itu juga.
Makanan, pakaian, sepatu, serta barang-barang kebutuhan rumah tangga merupakan hal yang paling sering menjadi sasaran impulse buying. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan juga Anda akan membeli barang lain tanpa pikir panjang. Banyak faktor yang melandasi hal ini, mulai dari kondisi mental dan pola pikir Anda hingga strategi pemasaran yang dilakukan oleh para penjual barang-barang tersebut.
Berikut beberapa alasan seseorang melakukan impulse buying dari sisi psikologi
1. Shopaholic
Salah satu alasan paling sederhana dari impulse buying adalah karena Anda suka berbelanja. Dalam kasus yang ekstrem, Anda bisa berubah menjadi shopaholic alias penggila belanja. Ketika membeli barang-barang baru, Anda merasa seperti disuntikkan energi baru dan kesenangan sesaat. Anda tidak peduli bahwa barang tersebut tidak memiliki kegunaan bagi Anda di masa kini maupun masa depan.
2. Diskon
Normalnya, Anda akan berpikir panjang mengenai harga dan kegunaan sebuah barang sebelum membeli. Namun ketika ada diskon, pertimbangan ini akan luruh. Bahkan, tidak jarang muncul rasa bersalah jika Anda tidak segera membeli barang tesebut karena ada kemungkinan Anda harus membeli barang itu di masa mendatang dengan harga normal. Inilah yang dinamakan dengan loss aversion switch.
3. Investasi
Pertimbangan lain ketika Anda melakukan impulse buying adalah soal nilai barang yang diprediksi akan meningkat di masa depan sehingga Anda berpikir itu layak untuk segera dibeli. Misalnya, ketika Anda menimbun banyak masker, hand sanitizer, hingga bahan kebutuhan pokok di tengah pandemi.
4. Bonus
Pernahkah Anda ingin membeli barang hanya karena mereka menawarkan produk bonus? Tidak jarang ada produsen yang menyertakan kata-kata seperti ‘beli 2, gratis 1’ atau ‘isi lebih banyak’ untuk memantik impulse buying yang ada pada diri Anda.
Bonus yang terdapat pada produk akan membuat Anda berpikir bahwa barang tersebut memiliki nilai tambah dibanding barang sejenis. Kesan ini tidak jarang membuat kita lengah sehingga tidak meneliti lebih jauh apakah produk tersebut memang berkualitas.