TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu upaya menjaga imunitas tubuh selain makan yang bergizi seimbang dan aktivitas fisik, suplementasi juga banyak disarankan. Misalnya konsumsi jamu herbal. Namun sayangnya banyak yang mengonsumsi jamu herbal dicampur bahan buatan.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia Dokter Inggrid Tania mengatakan bahan herbal atau alami seperti jamu dicampur bahan buatan seperti pengawet, pemanis, efeknya berlangsung bisa jangka pendek dan panjang. Efek jangka pendek biasanya dialami yang punya alergi terhadap bahan tambahan buatan, reaksi alerginya akan muncul langsung.
"Sementara kalau jangka panjang akan berpengaruh terhadap kesehatan liver dan ginjal, di samping itu ada beberapa bahan buatan yang kalau dipakai secara berlebihan misalnya pengawet berisiko menimbulkan kanker," jelas Inggrid dalam Kuliah Whatsapp bertema Menjaga Daya Tahan Tubuh dengan Konsumsi Jamu, Selasa 28 April 2020.
Inggrid menjelaskan lebih lanjut bahwa cara membedakan herbal alami dengan yang sudah dicampurkan bahan buatan sangat sulit dibedakan bagi orang awam. "Secara umum sebenarnya susah dibedakan, namanya juga ramuan," imbuhnya. Misalnya dari segi rasa akan menimbulkan rasa alami dari bahan herbal, tidak dari ramuan pahit lalu menjadi manis. Demikian juga warna bahan alami lebih soft dibanding jika ditambah pewarna buatan.
"Kalaupun bisa biasanya bagi yag sudah banyak pengalaman merasakan minuman herbal atau jamu sehingga bisa tahu kalau dikasih zat pemanis buatan karena rasanya beda. Bisa juga dilihat dari warna, kalau sudah pengalaman minum jamu atau herbal alami biasanya tahu warnanya yang alami dan dikasih zat pewarna," ucap Inggrid.
Inggrid menyarankan agar masyarakat membeli langsung dari produsen yang sudah dipercaya, lalu mengetahui bagaimana proses pembuatannya higienis atau tidak, dan tentu saja dengan bahan alami tanpa tambahan buatan. "Sampai sekarang minuman cair herbal tidak dibutuhkan izin edar BPOM, seperti yang dijual jamu gendong. Namun perlu diperhatikan juga botol yang digunakan apakah sudah sesuai dengan standar atau belum," tambah Inggrid.
Semua kembali pada pilihan konsumen untuk mengonsumsi jamu yang herbal dengan produsen terpercaya. Dengan seringnya dilakukan pembinaan pada bakul jamu gendong baik dari BPOM maupun Kementerian Kesehatan, maka kualitas pun akan semakin meningkat.