TEMPO.CO, Jakarta - Skull Breaker Challenge telah menjadi sorotan dan perbincangan banyak pihak. Video yang awalnya beredar dari negara Amerika Selatan kini telah banyak diakses oleh para pengguna sosial media di Indonesia.
Tantangan berbahaya, yang beredar di aplikasi media sosial berbagi video TikTok ini melibatkan tiga orang. Dua orang melompat ke udara dan yang ketiga berdiri di antara mereka. Ketika orang ketiga melompat, dua lainnya menendang kaki orang itu, membuat pelompat tengah jatuh.
Tujuan dari tantangan aneh adalah untuk membuat orang di tengah jatuh di punggungnya dan bisa menyebabkan cedera serius dan seperti namanya. Namun juga dapat menyebabkan cedera kepala parah. Banyak orang, terutama remaja, telah menjadi mangsa tren baru ini dan beberapa telah terluka.
Namun banyak orang yang peduli di media sosial berbagi video tentang tantangan yang memperingatkan semua orang terhadap tren yang berbahaya itu. Dalam salah satu video, seorang korban tampaknya telah kehilangan kesadaran setelah jatuh. Laporan berita yang mengutip para ahli dan dokter melalui laman NDTV, Senin 17 Februari mengatakan bahwa jatuhnya korban dapat mematahkan setiap tulang dalam tubuh atau terlepas dan juga bahaya gegar otak.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga usai ditemui di acara konferensi pers Kasus Kekerasan dan Eksploitasi terhadap Anak yang digelar Kementerian KPPPA di Jakarta, Senin 17 Februari 2020 (TEMPO/Eka Wahyu Pramita)
Baca Juga:
Sementara itu, menanggapi dampak skullbreaker challenge yang sangat berbahaya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan dengan tegas jika pihaknya tidak tinggal diam dan telah melakukan langkah antisipasi serta pencegahan.
"Oh iya, jadi soal challenge yang berbahaya itu sebenarnya sudah kita sudah kami infokan melalui beberapa whatsapp group terkait bahayanya jika ikut-ikutan," ucap Menteri Bintang usai ditemui di konferensi pers kasus Kekerasan dan Eksploitasi terhadap Anak yang digelar Kementerian PPPA di Jakarta, Senin 17 Februari 2020.
Menteri Bintang sangat menyayangkan sekali kejadian yang tersebar di media sosial dan melibatkan remaja atau anak-anak. "Dari pihak kami melalui Deputi terkait sudah mengomunikasikan dengan Kominfo, terkait dengan mem-protect bebasnya video tersebut agar segera ditindaklanjuti dan tidak sampai menyebar," pungkas Menteri Bintang Puspayoga.